Jumat 21 May 2021 17:26 WIB

Ratusan Warga Malang Lakukan Aksi Bela Palestina 

Ratusan warga menggelar aksi Bela Palestina di depan Balai Kota Malang.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah elemen masyarakat mengadakan aksi bela Palestina di depan Balai Kota Malang dan Gedung DPRD, Jumat (21/5).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Sejumlah elemen masyarakat mengadakan aksi bela Palestina di depan Balai Kota Malang dan Gedung DPRD, Jumat (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ratusan warga yang tergabung dalam Masyarakat Muslim Malang Raya Cinta Indonesia (M3RCI) menggelar aksi bela Palestina di depan Balai Kota Malang, Jumat (21/5). Sejumlah elemen masyarakat seperti dari ACT, YDSF, NU, Muhammadiyah dan sebagainya, juga ikut dalam aksi tersebut.

Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Bela Palestina, Karim Salamah mengatakan, aksi ini dalam rangka menuntut Indonesia untuk bisa memberikan perhatian kepada Palestina. Kemudian mendorong agar tidak mengakui kedaulatan negara Israel. 

Baca Juga

"Dan merasakan penderitaan orang Muslim di Palestina," kata Karim kepada wartawan di Depan Balai Kota dan Gedung DPRD Kota Malang, Jumat (21/5).

Selain aksi unjuk rasa, kegiatan ini juga diiringi penggalangan dana. Berdasarkan pemantauan Republika.co.id, nampak beberapa panitia aksi berkeliling sembari membawa kotak penggalangan dana. Dana yang terkumpul dalam aksi ini akan diberikan seluruhnya untuk masyarakat Palestina.

Panitia aksi juga mengadakan pelelangan beberapa barang seperti Alquran, sajadah dan sebagainya. "Juga ada lelang rumah salah satu saudara kita yang ada di Malang, dia melelang rumahnya untuk dijadikan sumber dana. Di daerah Pakis (rumahnya)," ujarnya.

Karim berharap aksi ini dapat membantu Palestina merdeka dan diakui oleh dunia. Kemudian juga tidak mengakui kedaulatan Israel yang terbukti telah melanggar HAM dalam agresinya.

Pada kesempatan serupa, Wali Kota Malang Sutiaji memberikan apresiasi atas aksi yang telah dilakukan masyarakat Malang. Sebab, masyarakat terbukti tetap mengenakan masker dalam aksinya. 

"Dan mereka tidak tuntut ke kota tentang apa-apa. Hanya menyuarakan saja," kata pria berkacamata ini.

Menurut Sutiaji, Indonesia pada dasarnya memegang prinsip politik bebas aktif dalam hubungan internasional. Kemudian sesuai pembukaan UUD 1945, segala penjajahan di dunia harus dihapuskan. Sebab, tindakan ini tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

"Maka tadi saya sampaikan, selain turun (aksi) ya kita doa. Ndak mungkin kita datang ke sana, ya doa ini di manapun bisa terjadi," ucapnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang Made Riandiana Kartika menilai, segala tindakan Israel memang harus ditentang. Sebab, Israel terbukti telah melakukan banyak pelanggaran HAM dalam agresinya. Oleh karena itu, Indonesia dan sejumlah negara sepakat untuk mengutuk kekerasan tersebut.

Made memastikan Indonesia akan terus memperjuangkan dan membela hak warga Palestina.  Selama belum menerima kemerdekaan, Indonesia akan terus berada di belakang Palestina.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement