Kamis 20 May 2021 22:29 WIB

WHO Minta Jeda untuk Salurkan Bantuan ke Palestina

WHO tidak bisa masuk hingga ada kesepakatan gencata senjata Israel Palestina.

Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya membentangkan poster saat menggelar aksi teatrikal bertajuk Teater Ibu Bumi Palestina di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/5/2021). Dalam aksi tersebut mereka menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) serta negera-negara di dunia berperan aktif untuk meredakan konflik kemanusiaan yang terjadi antara Palestina dan Israel.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya membentangkan poster saat menggelar aksi teatrikal bertajuk Teater Ibu Bumi Palestina di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/5/2021). Dalam aksi tersebut mereka menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) serta negera-negara di dunia berperan aktif untuk meredakan konflik kemanusiaan yang terjadi antara Palestina dan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan jeda kemanusiaan di tengah serangan Israel ke Gaza. Jeda dibutuhkan untuk menyalurkan bantuan karena sistem kesehatan di wilayah kantong Palestina itu menghadapi kedaruratan.

"Penutupan titik-titik masuk dan keluar untuk pasien dan tim kesehatan kemanusiaan serta pembatasan ketat terhadap masuknya pasokan medis memperburuk krisis kesehatan masyarakat ini," kata Direktur Regional WHO, Ahmed Al-Mandhari, pada jumpa pers, Kamis (20/5). "Tingkat keparahan cedera menekan sistem kesehatan yang sudah kewalahan menghadapi kekurangan kritis obat-obatan dan persediaan penting sementara juga memerangi pandemi Covid-19," ujar dia, melanjutkan.

Baca Juga

Konvoi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membawa bantuan kemanusiaan, termasuk 10.000 vaksin virus corona Sinopharm, ke Gaza dan membawa orang-orang yang terluka keluar dari wilayah konflik itu, siap masuk segera setelah bisa mendapatkan akses, menurut kepala WHO untuk Tepi Barat dan Gaza Rik Peeperkorn. "Sampai ada kesepakatan gencatan senjata, semua pihak dalam konflik harus menyetujui jeda kemanusiaan untuk memastikan akses masuk dan keluar dari Gaza," kata Peeperkorn.

Sejak pertempuran dimulai pada 10 Mei lalu, pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 230 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita, telah tewas. Kemudian lebih dari 1.700 orang luka-luka akibat pemboman udara dan artileri, dilansir dari Reuters.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement