Kamis 20 May 2021 21:01 WIB

70 Persen Lahan Kawasan Industri Batang Fase I untuk Korsel

Pemerintah memfokuskan investasi sebagai upaya menciptakan lapangan pekerjaan.

Pekerja beraktivitas di kawasan pembangunan Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (21/4/2021). Dalam kunjungan tersebut, Presiden meninjau kesiapan pembangunan Grand Batang City dengan progres pematangan lahan fase 1 seluas 450 hektare pada zona 1 sebesar 99,80 persen, zona 2 sebesar 99,7 persen, dan zona 3 sebesar 99,63 persen yang nantinya pada Mei 2021 akan dilaksanakan
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Pekerja beraktivitas di kawasan pembangunan Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (21/4/2021). Dalam kunjungan tersebut, Presiden meninjau kesiapan pembangunan Grand Batang City dengan progres pematangan lahan fase 1 seluas 450 hektare pada zona 1 sebesar 99,80 persen, zona 2 sebesar 99,7 persen, dan zona 3 sebesar 99,63 persen yang nantinya pada Mei 2021 akan dilaksanakan

REPUBLIKA.CO.ID,BATANG -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyebutkan sebanyak 70 persen dari lahan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, fase pertama seluas 450 hektare, direncanakan bagi investasi dari Korea Selatan.

"(Fase KITB pertama seluas 450 hektare) 70 persen akan diisi investasi dari Korea selatan, termasuk perusahaan LG. Jadi, memang ada langkah komprehensif yang akan kami lakukan dan kita dorong," katanya saat peletakanbatu pertama pembangunan pabrik KCC Glass di KITB, Batang, Jawa Tengah, Kamis (20/5).

Menurut dia, saat ini, pemerintah memfokuskan investasi sebagai upaya menciptakan lapangan pekerjaan sehingga ada dua hal yang diperhatikan yaitu nilai investasinya besar dengan kolaborasinya bersama pelaku UMKM dan penyerapan tenaga kerja.

"Ini adalah bagian transformasi ekonomi yang berujung pada industri dan memberikan nilai tambah. Oleh karena itu, kami minta tolong libatkan pengusaha nasional dan pengusaha di Jateng, dan khususnya Kabupaten Batang ini," katanya.

Bahlil mengingatkan pengusaha tidak memiliki mental sebagai "pengusaha proposal" karena memiliki hubungan emosional yang baik dengan kepala daerah.

"Jangan karena sebagai tim suksesnya bupati maupun gubernur, jadi tidak proporsional. Kita harus mulai belajar proporsional yang bisa dipertanggungjawabkan karena kita menuju era transparansi dan persaingan secara global," katanya.

Ia mengatakan alasan pemerintah memilih kawasan industri di Kabupaten Batang karena wilayahnya berada di Jawa Tengah yang memiliki infrastruktur di posisi "segitiga emas", tenaga kerja murah, masyarakatnya ramah, dan persoalan sosial yang tidak terlalu besar dibanding daerah lain.

"Oleh karena, jadikan lah Jawa Tengah sebagai surga berinvestasi bagi Korea Selatan dan negara dunia lainnya," katanya.

CEO KCC Glass Corporation Nae-Hoan Kim mengatakan pihaknya memilih Indonesia karena posisi strategis yaitu menghubungkan antara dunia belahan selatan dan bagian utara. "Ini alasan mengapa industri dunia memperhatikan Indonesia sebagai pusat industri. Kami memproduksi 480 ton kaca lembaran per tahun dan menginvestasikan Rp5 triliun," katanya.

Direktur Utama PT PP (Persero) Novel Arsyad menambahkan pihaknya siap bekerja sama dalam membangun pabrik KCC Glass dengan kualitas terbaik. "Pembangunan ini adalah simbol undangan investor lain untuk menyusul KCC Glass," katanya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement