Kamis 20 May 2021 20:08 WIB

Pemkot Bandung Gandeng Toko Modern Pasarkan Produk UMKM

Ada sebanyak 26 produk berbagai jenis kuliner dari 20 UMKM.

Pemkot Bandung Gandeng Toko Modern Pasarkan Produk UMKM (ilustrasi).
Foto: Rumah Zakat
Pemkot Bandung Gandeng Toko Modern Pasarkan Produk UMKM (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggali potensi usaha mikro kecil menengah (UMKM) melalui kolaborasi dengan toko modern atau mini market untuk memberi ruang pemasaran. Adapun produk UMKM yang dipasarkan di mini market yakni produk kuliner.

Berbagai makanan ringan mulai dari keripik dan makanan cepat saji kini tersedia di sejumlah mini market. "Ini sebagai bentuk kolaborasi dan kerja sama Indomaret dengan UMKM Kota Bandung. Ini harus dikembangkan," kata Wali Kota Bandung Oded M Danial di Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/5).

Sejauh ini, ada sebanyak 26 produk berbagai jenis kuliner dari 20 UMKM binaan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung yang dijual di mini market. Dari 20 UMKM itu, 10 UMKM di antaranya tersebar di mini market di wilayah Jawa Barat.

Makanan tersebut juga bisa dibeli di 15 gerai yang berada di Kota Bandung dan sekitarnya.Untuk itu, Oded mendorong, pelaku UMKM terus berupaya untuk memberikan produk yang terbaik bagi konsumen. Momentum ini harus menjadi spirit agar lebih giat dalam berinovasi.

"Kerja sama ini jadikan momentum untuk meningkatkan spirit kita. Ke depannya UMKM di Bandung ini bisa meningkat," kata Oded.

Oded juga meminta dinas terkait untuk lebih masif membimbing dan membina UMKM. Sehingga produk UMKM lebih berkembang dan berdaya saing.

Sementara itu, Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mengungkapkan pihaknya akan terus memfasilitasi antara UMKM Kota Bandung untuk bisa masuk ritel atau toko modern. "Bulan kemarin kami selenggarakan fasilitasi kemitraan untuk 200 pelaku UMKM Kota Bandung baik craft sampai modern. Seperti di Yogya, Indomaret dan Borma. Ini salah satu bentuk aktualisasi bahwa kita inginkan ritel yang ada di Bandung memprioritaskan produk pelaku usaha kota Bandung," kata Elly.

Ada standarisasi bagi produk yang ingin masuk ke ritel dan toko modern, khususnya kuliner. Mulai dari perizinan produksi, komposisi gizi sampai batas kedaluwarsa.

"Standardisasi jelas ada, semacam PIRT (Perizinan Produksi Pangan Industri Rumah Tangga), label halal, nutrition facts, sampai batas kedaluwarsanya. itu tergantung toko ritelnya," kata Elly.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement