Kamis 20 May 2021 17:17 WIB

Agree PT Telkom Layanan Hubungkan Petani dan Offtaker

Offtaker bisa memonitor proses budidaya di aplikasi Agree dari data diinput petani.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Agree PT Telkom menyediakan layanan hubungkan petani dan offtaker.
Foto: Istimewa
Agree PT Telkom menyediakan layanan hubungkan petani dan offtaker.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Agree, aplikasi agregator agribisnis kreasi Digital Next Business (DXB) PT Telkom, melanjutkan perluasan layanannya ke sentra pertanian Megamendung, Kabupaten Bogor. Hal ini dilakukan melalui kerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pemkab Bogor, IPB, BNI, Mitra Bumdes, Pupuk Indonesia Pangan (PIP), dan Bank BJB.

Menurut Squad Leader Agree, Kasiono, pihaknya menyediakan layanan dalam mendata petani beserta offtaker (pembeli), kemudian menghubungkan dengan perbankan guna peroleh dukungan pemodalan. Offtaker seperti BumDES dan Pupuk Indonesia bukan sekedar membeli hasil tani, tapi sekaligus mendampingi petani dari proses pra tanam hingga pasca panen. Termasuk, menyediakan sarana produksi pertanian pangan.

"Offtaker bisa memonitor proses budidaya di aplikasi Agree berdasarkan data yang diinput oleh petani, seperti kapan tanam, kapan kasih pupuk, kapan panen, menyerap hasil panen dan banyak lagi," ujar Kasiono dalam siaran persnya, Kamis (20/5).

Dengan mengusung tema Connecting The Dots, platform Agree ini memungkinkan pemangku kepentingan seperti petani, offtaker, pasar, penyedia saprotan, pembeli, pemodal, dan seterusnya untuk dapat saling terhubung melalui platform digital. 

Saat ini, Agree sudah memiliki beberapa fitur kemitraan dengan perusahaan pertanian, permodalan, penjualan dan peningkatan wawasan (agree knowledge) yang ke depannya akan dilengkapi pendukung produktivitas dan kualitas guna menciptakan satu data pertanian. 

"Bahkan, sekarang Agree sudah berhasil diadopt di berbagai sentra pertanian yang tersebar di berbagai wilayah yang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan lain-lain," katanya.

Wakil Bupati Kabupaten Bogor Iwan Setiawan menyatakan kesiapannya mendukung Agree. Bahkan, sebagian dana desa bisa untuk mengembangkan Bumdes guna mendampingi dan membeli hasil pertanian sebagai bagian dari digitalisasi ekosistem tersebut.

Sementara menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah, Erdiriyo, sinergi dan kolaborasi program melalui digitalisasi pada ekosistem pertanian, dapat mengangkat harkat hidup dan tingkat ekonomi petani serta memudahkan pengembangan layanan pertanian secara terpadu.

"Data petani, data lahan, data komoditas, data pemupukan, data prediksi panen dan lain-lain yang terintegrasi satu platform memudahkan Perbankan menyalurkan pemodalan dan BumDES, Pupuk Indonesia pangan  memonitoring dan menyiapkan pembelian hasil panen. Termasuk keterlibatan penyuluh pertanian mendampingi proses dari pra tanam hingga paska panen," papar Erdiriyo. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement