Kamis 20 May 2021 16:13 WIB

Bupati: Sudah Banyak Klaster di Banyumas

Kalau berbicara klaster, hampir semua klaster saat ini sudah ada.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Bupati Banyumas Achmad Husein
Foto: Republika/Eko Widiyatno
Bupati Banyumas Achmad Husein

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Bupati Banyumas Achmad Husein mengaku sudah banyak klaster Covid-19 di Banyumas. Klaster ini tidak hanya mencakup wilayah, tapi juga klaster yang dikelompokan berdasarkan aktivitas warganya. "Kalau berbicara klaster, hampir semua klaster sudah ada. Ada klaster pasar, klaster kantor, klaster ini, klaster itu, semuanya ada," jelasnya, Kamis (20/5).

Meski demikian, dia meminta masyarakat tidak fobia dengan masalah banyaknya klaster. "Tidak perlu fobia, karena kita semua sudah menjadi klaster. Justru dengan ditemukannya klaster, upaya penanganan bisa dilakukan lebih dini," katanya.

Baca Juga

Menurutnya, mereka yang masuk klaster bisa dilakukan karantina, baik karantina mandiri atau karantina yang dilaksanakan Pemkab, agar kasus Covid-19 tidak semakin menyebar. "Demikian juga dengan masyarakat di sekitarnya, bisa melakukan antisipasi agar tidak tersentuh Covid-19," katanya.

Terkait klaster ini, Bupati menyebutkan, hingga saat ini ada lima wilayah RT di desa yang berbeda yang masuk zona merah. Kelima wilayah RT tersebut, berada di Desa Danaraja Kecamatan Banyumas, Karangtalun Kidul Kecamatan Purwojati, Sidamulih Kecamatan Rawalo, Watuagung Kecamatan Tambak, dan Desa Rawaheng Kecamatan Wangon.

Selain wilayah RT yang masuk zona merah, juga ada wilayah RT yang masuk zona oranye. Antara lain di Desa Karangmangu Kecamatan Baturraden, Gentawangi Jatilawang, Ledug Kecamatan Kembaran, Pliken Kecamatan Sokaraja, dan Desa Cikembulan Kecamatan Lumbir.

Bupati berharap, wilayah zona merah ini tidak semakin melonjak dengan adanya penanganan yang lebih dini. "Terutama pada pasca lebaran ini, karena dari sekitar 3.000 pemudik yang masuk Banyumas, kita temukan 17 orang yang reaktif namun setelah dilakukan tes PCR ada 9 orang yang positif Covid-19," jelasnya.

Dia juga menyebutkan, belakangan diketahui ada pemudik di Gentawangi Kecamatan Jatilawang yang ternyata positif Covid-19. Bahkan penyakitnya telah menular pada anggota keluarga lainnya," katanya.

Dalam kasus ini, Bupati Banyumas mengaku kecolongan karena ada kasus seperti ini. Padahal pihaknya telah melakukan tes antigen terhadap sekitar 2.000 pemudik di pos penyekatan. "Kalau sebelum masuk rumah pemudik tersebut dilakukan tes antigen, tentu anggota keluarga lainnya tidak akan tertular Covid-19," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement