Kamis 20 May 2021 13:03 WIB

Harkitnas Momentum Wujudkan Holding BUMN Industri Pertahanan

Indonesia sedang menuju 100 persen essential force atau kekuatan pokok pada 2024.

Rep: m nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Seorang Perwira Tinggi TNI AD mengamati bom udara saat berlangsungnya pameran Industri Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Seorang Perwira Tinggi TNI AD mengamati bom udara saat berlangsungnya pameran Industri Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (3/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Momentum Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2021 menjadi ruang bersama BUMN Industri Pertahanan untuk memantapkan langkah akselerasi mewujudkan Holding BUMN Industri Pertahanan.  

Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Bobby Rasyidin mengatakan slogan Selaraskan, Integrasikan, Akselerasi, Pastikan (SIAP) menjadi bekal Industri Pertahanan untuk melakukannya.  

"Hal ini juga merupakan jawaban atas berbagai macam tantangan dan potensi ancaman pertahanan atas Indonesia," ujar Bobby dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (20/5).

Bobby menyampaikan Indonesia membutuhkan kesiapan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.  Hingga saat ini, dia katakan, Indonesia sedang menuju 100 persen essential force atau kekuatan pokok pada 2024.  

Di sisi lain, Bobby sampaikan, industri pertahanan sedang menghadapi berbagai problematika seperti terbatasnya dukungan fiskal dari pemerintah, terbatasnya permintaan jangka panjang, terbatasnya sinergi dan penyelarasan antarBUMN, hingga minimnya biaya riset dan pengembangan.

"Rencana pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan dinilai sebagai salah satu dari jawaban atas tantangan tersebut," ucap Bobby. 

Menurut Bobby, holding BUMN dapat mempercepat kemandirian industri pertahanan dengan menyelaraskan peta jalan strategis pengembangan dan pembangunan BUMN industri pertahanan dengan pemerintah serta pengguna, mengubah paradigma belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan, mengintegrasikan sinergi rantai pasok dalam industri pertahanan dalam meningkatkan kandungan lokal, mengangkat keunggulan  solusi berbasis dual use of tehcnology, serta memaksimalkan peluang menjadi bagian dari rantai pasok global industri pertahanan kelas dunia.

Kata Bobby, Len Industri ditunjuk sebagai induk holding BUMN industri pertahanan mengingat tren pertahanan perang masa depan berbasis network centric warfare  serta kemampuan mengintegrasikan teknologi dari tiap matra pertahanan, dan pengalaman Len Industri menjadi induk holding anak perusahaannya. "Holding industri pertahanan menerapkan teknologi undustri 4.0. Investasi digitalisasi proses bisnis akan menghasilkan efisiensi produksi yang meningkatkan jaminan pelayanan kepada user dalam pemenuhan kualitas dan ketepatan waktu order," ungkap Bobby.

Digitalisasi proses bisnis untuk operational excellence ini di antaranya Human Capital Management System, Otomatisasi Proses Produksi (Smaft Factory), Penerapan Artificial Intelligence, Integrasi SAP dan Manajemen Supplier dan e-Proc.

Bobby menjelaskan setiap BUMN yang tergabung di dalam holding industri pertahanan memiliki fokus yang beragam seperti Len Industri yang fokus pada C5ISR Platform beserta MRO dan solusi integrasi 3 matra (interoperability) melalui Network Centric Warfare. PT Pindad (Persero) dengan fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta munisi.

PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan fokus pada platform matra udara dan MRO. PT Pal Indonesia (Persero) dengan fokus pengembangan matra laut dan MRO.  PT Dahana (Persero) dengan fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak) untuk seluruh matra pertahanan.

Bobby menyampaikan langkah-langkah strategis untuk mewujudkan Holding BUMN Industri Pertahanan ini terus melaju.  Selain persiapan memenuhi kebutuhan eksternal, upaya pembentukan soliditas internal juga terus dilakukan.

"Sejak 1 Juli 2020, core values Akhlak menjadi identitas dan perekat budaya kerja BUMN yang menjadi dasar pembentukan karakter SDM di lingkungan BUMN, termasuk juga di BUMN Industri Pertahanan. Hal ini didukung dengan penerapan praktek tata kelola perusahaan yang lebih baik," kata Bobby.

Bobby menilai Harkitnas merupakan momentum bagi Indonesia untuk menghitung ulang kekuatan pertahanan dan keamanan negara. Kata Bobby, jasa para pahlawan kebangkitan nasional harus dijaga dan dipertahankan agar kekayaan Indonesia dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement