Kamis 20 May 2021 11:46 WIB

Mbappe Bisa ke Real Madrid, Ini Alasannya

Real Madrid terus memantau situasi perkembangan perpanjangan kontrak Mbappe

Rep: reja irfa widodo/ Red: Muhammad Akbar
Kylian Mbappe dari PSG merayakan setelah mencetak gol kedua timnya selama pertandingan final Piala Prancis antara Paris Saint Germain dan Monaco di Stadion Stade de France, di Saint Denis, utara Paris, Rabu, 19 Mei 2021.
Foto: AP/Christophe Ena
Kylian Mbappe dari PSG merayakan setelah mencetak gol kedua timnya selama pertandingan final Piala Prancis antara Paris Saint Germain dan Monaco di Stadion Stade de France, di Saint Denis, utara Paris, Rabu, 19 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sistem pajak di Prancis dinilai bisa memberikan keuntungan tersendiri buat Real Madrid dalam upaya memboyong Kylian Mbappe dari Paris Saint-Germain (PSG).

Berdasarkan sistem pajak di Prancis, Les Parissiens mesti merogoh kocek lebih dalam apabila berniat menawarkan kontrak baru lengkap dengan kenaikan gaji bagi Mbappe.

Kontrak Mbappe bersama Les Parissiens akan berakhir pada 2022 mendatang. Namun, hingga kini belum ada kejelasan soal kemungkinan perpanjangan kontrak mantan penyerang AS Monaco itu.

Situasi ini kian menajamkan rumor kepindahan Mbappe ke Los Blancos, yang memang disebut-sebut sebagai peminat terbesar penyerang berusia 22 tahun tersebut.

Di sisi lain, PSG justru lebih dulu memilih memperpanjang kontrak bintang asal Brasil, Neymar. Permain termahal sejagat itu diikat kontrak hingga 2025 mendatang. Tidak hanya itu, Neymar juga mendapatkan kenaikan gaji.

Eks bintang Barcelona akan mengantongi gaji sebesar 500 ribu poundsterling per pekan. Gaji Neymar ini jauh lebih besar dibanding yang dikantongi Mbappe, yang dilaporkan mendapatkan gaji sebesar 403 ribu poundsterling per pekan.

Salah satu cara yang bisa ditempuh manajemen PSG untuk mempertahankan Mbappe adalah dengan menawarkan perpanjangan kontrak lengkap dengan kenaikan gaji, setidaknya menyamai besaran gaji Neymar.

Namun, langkah ini dinilai akan membuat Les Parissiens mengeluarkan dana yang lebih besar. Kondisi ini tidak terlepas dari sistem pajak di Prancis.

Biasanya, dalam kontrak pemain, pihak klub dan pihak pemain akan menyepakati besaran gaji bersih. Alhasil, pihak klub yang akan menanggung kenaikan dan penurunan besaran pajak penghasilan pemain tersebut.

''Berbeda dari Neymar, yang tercatat sebagai warga negara Brasil, Mbappe selaku warga negara Prancis tidak akan mendapatkan pengecualian dalam hal kewajiban membayar pajak penghasilan.”

“Dengan begitu, PSG harus mengeluarkan dana lebih banyak untuk bisa memperpanjang kontrak Mbappe ketimbang saat memperbarui kontrak Neymar,'' tulis laporan Diario Sports, Kamis (20/5).

Ketentuan pengecualian pajak buat warga negara asing inilah yang dimanfaatkan PSG sejak mendatangkan Neymar dari Barcelona pada 2017 silam.

Seperti dilansir Diario Sports, PSG bisa menghemat sekitar 9 juta euro per musim hingga kontrak Neymar berakhir pada 2025. Angka ini setara dengan 30 persen dari gaji bersih Neymar atau yang biasa disebut bonus impatriasi.

Les Parissiens tentu akan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut sebelum memperpanjang kontrak, termasuk dengan kenaikan gaji Mbappe.

Sementara dari Spanyol, Real Madrid terus memantau situasi perkembangan perpanjangan kontrak Mbappe tersebut.

Los Blancos pun terus mencari celah untuk bisa mendatangkan penyerang timnas Prancis tersebut demi ambisi membangun Los Galacticos edisi teranyar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement