Kamis 20 May 2021 08:18 WIB

Kebiadaban Israel Persatukan Warga Palestina

Serangan Hamas ke Israel adalah respon pembelaan

Rep: Andrian Saputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ahmad Omar Al Madani
Foto: Republika/Achmad Syalaby Ichsan
Ahmad Omar Al Madani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen luar biasa Universitas Airlangga, Surabaya, asal Gaza, Palestina, DR Ahmed Mohammed Omar al Madani mengatakan, kebiadaban Israel telah mempersatukan warga Palestina dari berbagai penjuru. Terlebih orang-orang Palestina yang berada di Yerusalem, Tepi Barat dan jalur Gaza. 

Menurut Omar, serangan Hamas yang meluncurkan roket ke wilayah Israel adalah respon sebagai pembelaan terhadap orang-orang Palestina yang diserang Israel karena melawan ketika hak-hak mereka dirampas. Pada sisi lain,  banyak anak yang menjadi korban karena tak bisa menyelamatkan diri ketika roket menghujani kota Gaza. Serangan Israel kali ini yang diklaim menargetkan pasukan Hamas, menurut Omar berbeda dengan serangan sebelumnya. Sebab tanpa adanya peringatan kepada warga sipil untuk meninggalkan gedung atau wilayah sekitar. 

Dia menjelaskan,  semakin banyak korban berjatuhan terutama anak-anak Palestina terjadi sejak penyerangan tentara Israel ke Masjidil Aqsha. Menurut Omar, tentara Israel  tak senang melihat warga Palestina shalat di Al Aqsha dan meramaikan komplek Al Aqsha saat Ramadhan. 

Korban juga bertambah karena banyak warga Palestina terutama di Desa Syekh Jarrah yang menolak pengusiran paksa dari rumah mereka. Tentara Israel tak segan menyerang warga Palestina yang terus memprotes upaya menjadikan kawasan Syeikh Jarrah sebagai pemukiman Yahudi. Menurut Omar, kesewenang-wenangan Israel itu membuat perlawanan warga Palestina tak terkecuali anak-anak yang berujung banyaknya jatuh korban.  

"Konflik ini dimulai oleh tentara Israel dengan menyerang orang shalat di Masjidil Aqsha. Anda juga paham bahwa tentara Israel melindungi orang Yahudi yang menyerang orang-orang kami. Dan mereka mengusir kami dari Syeikh Jarrah," kata Omar al Madani kepada Republika beberapa waktu lalu.

Omar melihat banyak negara telah bereaksi atas banyaknya korban warga Palestina yang berjatuhan. Berkali-kali PBB pun menggelar pertemuan membahas penyelesaian konflik Palestina-Israel. Tak terkecuali Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-bangsa (UNICEF) yang menyoroti semakin bertambahnya angka kematian anak Palestina akibat serangan Israel. Dia menilai, semua itu masih belum menemui hasil karena besar dan kuatnya kendali Amerika Serikat pada dunia Internasional. 

Omar juga menilai pertemuan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) beberapa waktu lalu dinilai belum cukup efektif dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina. "Ya, mereka (OKI) membantu kami, mereka mendukung Palestina secara finansial, medis, makanan, air. Tapi bisakah menekan Israel, menghentikannya di Gaza? mereka tidak bisa,”jelas dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement