Jumat 21 May 2021 11:04 WIB

Mengapa Mereka yang Baru Mulai Usaha di Usia 50 Lebih Sukses?

Mengapa Mereka yang Baru Mulai Usaha di Usia 50 Lebih Sukses?

Rep: Housnia Shams/ Red:
Bisnis: Mengapa Mereka yang Baru Mulai Usaha di Usia 50 Lebih Sukses?
Bisnis: Mengapa Mereka yang Baru Mulai Usaha di Usia 50 Lebih Sukses?

Lebih berpengalaman, memiliki jaringan sosial yang luas, dan berani mengambil risiko menjadi beberapa faktor mengapa warga Australia yang terjun ke dunia bisnis di usia paruh baya lebih berhasil dibandingkan mereka yang lebih muda.

Setelah bekerja sebagai pegawai negeri selama 35 tahun, Gail Greatorex ingin berhenti dari pekerjaannya, tetapi dia belum mau pensiun.

Menggunakan pengalamannya bekerja di bidang keamanan sebuah produk, Gail kemudian memulai usaha sendiri di usia 55 tahun.

"Saya merasa bisa menawarkan jasa saya kepada orang atau perusahaan yang memasok barang-barang kebutuhan, serta  membantu mereka menghasilkan produk yang lebih aman," kata Gail.

Delapan tahun kemudian, dia masih menekuni bisnis yang dibangunnya tersebut.

"Saya senang bisa menjadi bos untuk diri saya sendiri, saya bisa memilih waktu kerja saya sendiri," katanya.

Gail Greatorex adalah satu dari sekian banyak warga Australia yang memulai bisnisnya sendiri saat ia berusia di atas 50 tahun. Sekarang ada sekitar 380 ribu binis yang dijalankan oleh para wiraswastawan usia senja ini di Australia.

Dan saat sifat kewiraswastaan lebih sering identik dengan orang-orang muda, penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memulai usaha di usia paruh baya menunjukkan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

Alex Maritz, profesor di bidang wiraswasta di Latrobe University di Melbourne mengatakan wiraswasta senior memiliki beberapa kelebihan dibandingkan mereka yang lebih muda - termasuk pengetahuan, pengalaman, dan jaringan sosial atau pertemanan yang lebih banyak.

"Mereka yang berada di kelompok umur ini memiliki tingkat kemampuan yang lebih tinggi sebagai seorang manusia (human  capital) yaitu pengetahuan dan keterampilan," katanya kepada ABC.

"Di bidang sosial bisa dalam bentuk jaringan pertemanan, sementara di bidang keuangan, mereka sudah memiliki modal yang lebih besar dibandingkan orang-orang yang lebih muda.

Menurut Professor Maritz, mereka yang memulai usaha di usia senja juga merasa tidak begitu takut gagal. 

"Mereka sudah punya banyak pengalaman dalam hidup, sudah merasakan jatuh bangun, mereka biasanya sudah belajar dari pengalaman-pengalaman tersebut," katanya.

"Itulah sebenarnya jiwa wiraswasta itu - belajar dari pengalaman, bangkit kembali, bersikap aktif, inovatif, dan siap menanggung risiko.

Tetapi banyak juga warga senior Australia yang tidak tertarik untuk memulai bisnis, dan Professor Maritz mengatakan bahwa bisnis yang paling memungkinkan bagi mereka adalah usaha yang dikerjakan sendiri.

"Kelompok usia yang lebih tua memiliki tingkat keinginan lebih rendah menjadi pengusaha ," katanya.

"Ada beberapa hal yang harus kita sediakan bagi kelompok usia ini misalnya membangun sistem untuk mereka, pendidikan yang jelas, dan akses ke sumber referensi soal wiraswasta."

Membantu Yang Lain

Setelah menghabiskan sebagian besar hidupnya bekerja di industri IT, Bambi Price mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja saat dia menginjak usia 50. 

"Setelah sekian lama, pekerjaan itu terasa menjadi beban," katanya.

"Satu hari dalam perjalanan ke bandara, perut saya tiba-tiba terasa mual dan saya merasa bahwa 'saya tidak lagi menikmati pekerjaan ini seperti dulu lagi".

Setelah membentuk bisnis IT sendiri di tahun 2013, dia merasa tertantang untuk membantu warga senior Australia lainnya untuk menjadi wiraswasta.

Dua tahun lalu dia membentuk sebuah perusahaan bernama War on Wasted Talent.

Usaha patungan ini dibuat untuk membantu mereka yang berusia 45 tahun ke atas untuk mulai memiliki usaha sendiri atau membuat perubahan karir.

"Ketika saya muda, saya selalu ragu-ragu saat akan menyampaikan pendapat atau ide.

"Saya sekarang memiliki banyak orang yang bisa saya mintai bantuan, hal yang tidak saya miliki bertahun-tahun lalu."

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement