Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sunarji Harahap

Akselerasi BSI 10 Top Bank Syariah Dunia

Bisnis | Wednesday, 19 May 2021, 14:17 WIB

Indonesia harus menjadi global player ekonomi syariah yang merupakan cita cita kita bersama. Hal ini ditandai dengan diresmikannya bank terbesar bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk., pada 1 Februari 2021 yang merupakan hasil penggabungan usaha tiga bank milik anak usaha BUMN yakni PT Bank BRI Syariah Tbk., PT Bank BNI Syariah,Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri, Tbk, sehingga BSI target masuk top 10 bank syariah dunia pada tahun 2025 berdasarkan kapitalisasi pasar dimana berfokus pada peningkatan untuk semua segmen nasabah, mulai dari UMKM, affluent middle-class, investor, wholesale, dan korporasi.

Pengembangan sektor keuangan syariah harus selaras dengan kebutuhan penguatan sektor riil, terutama industri halal, usaha-usaha syariah serta pembangunan infrastruktur agar tercipta sinergi berkelanjutan. Jumlah bank syariah di Indonesia sebanyak 14 Bank Umum Syariah (BUS) dan 20 Unit Usaha Syariah (UUS), sedangkan Bank Umum Konvensional (BUK) mencapai 96 bank. Proporsi jumlah BUS dibandingkan dengan BUK adalah 14,6% tetapi market share bank syariah hanya 6,18% dengan total aset per Juni 2020 sebesar Rp545 triliun. Hal ini indikasi bahwa bank syariah memiliki size yang relatif kecil. Oleh karena itu, diperlukan kehadiran prime mover di industri perbankan dan ekonomi syariah nasional. Kondisi ini bisa dicapai melalui bank syariah dengan size yang besar. Perkiraan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia selama 2020-2024 mencapai Rp6445 triliun di mana hanya 37% (Rp2.385 triliun) yang didanai APBN. Selebihnya diperlukan pendanaan dari BUMN dan swasta. Kebutuhan pendanaan ini merupakan peluang bagi pembiayaan syariah.

Total aset dari bank hasil penggabungan mencapai Rp250 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun, total jaringan menjadi 1.200 cabang, dan lebih dari 20.000 karyawan. Bank hasil merger diprediksi masuk sebagai 10 bank dengan aset terbesar nasional dengan menempati urutan ke-7.. Hadirnya bank syariah skala besar yang memiliki visi menjadi 10 besar bank syariah dunia dalam 5 tahun ke depan tentu akan dapat mempercepat pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Terdapat beberapa fakta dan angka dapat dicatat yang memberikan harapan dari merger ini. Selama 2020, BRI Syariah mengalami peningkatan pembiayaan di segmen ritel yang tumbuh 49,74 persen menjadi Rp 20,5 triliun. Sedangkan BNI Syariah, yang baru saja menjadi bank buku III pada kuartal I tahun ini, berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih 58,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 214 miliar. BSM, membukukan laba bersih Rp 368 miliar pada kuartal I 2020, naik 51,53 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Statistik terbaru yang penulis update dari laman OJK menunjukkan, tiga bank yang dimerger sekitar 40 persen dari total aset seluruh bank syariah.

Aksi korporasi ini juga diharapkan dapat mendorong bank syariah lain untuk melakukan aksi serupa agar diperoleh struktur permodalan yang lebih kuat. Pertumbuhan bisnis di sektor perbankan syariah akan mendorong pertumbuhan bisnis di sektor asuransi. Pertumbuhan bisnis di sektor asuransi akan mendorong pertumbuhan pasar modal syariah. Bank syariah hasil merger akan bergerak bersama dengan bank-bank syariah lainnya serta berkolaborasi dengan lembaga keuangan syariah, perusahaan sekuritas, manajer investasi, perusahaan fintech serta lembaga pengelola dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf untuk melayani kebutuhan para pelaku usaha di industri halal atau industri lainnya. Dengan demikian, ekosistem ekonomi syariah akan terbentuk dengan baik dan tumbuh berkelanjutan dan diharapkan memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Dengan menjadi bank yang besar, bank hasil merger diharapkan meraih tingkat kepercayaan nasabah yang lebih tinggi, dapat menjadi bank operasional pemerintah, dan mampu menawarkan pricing pembiayaan yang lebih kompetitif. Efek dari banyaknya masyarakat yang mempercayakan dana dan transaksinya di bank tersebut pada akhirnya menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik daripada kinerja masing-masing bank asal. Dampak selanjutnya bank dapat memberikan renumerasi yang menarik, sehingga mendapatkan high qualified talent, menerapkan manajemen risiko yang lebih kuat, serta memiliki kapasitas investasi untuk teknologi, riset, dan promosi. Strategi Pasca Merger penguatan literasi, edukasi, dan inklusi demi menjangkau unbanked people.

Perbankan syariah Indonesia sampai saat ini masih terus menunjukkan pertumbuhan sangat positif, meskipun masih terdapat beberapa isu strategis serta tantangan yang masih perlu. Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia periode 2020 – 2025 disusun dengan membawa visi mewujudkan perbankan syariah yang resilient, berdaya saing tinggi secara global, dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan pembangunan sosial. Arah pengembangan perbankan syariah ini telah disusun selaras dengan beberapa arah kebijakan, baik kebijakan eksternal yang bersifat nasional seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2019-2024, maupun kebijakan internal OJK yaitu Masterplan Sektor Jasa Keuangan Indonesia dan Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia (RP2I).

Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia disusun sebagai katalisator akselerasi proses pengembangan perbankan syariah di Indonesia dengan membawa 3 (tiga) arah pengembangan yang terdiri dari penguatan identitas perbankan syariah; sinergi ekosistem ekonomi syariah; serta penguatan perizinan, pengaturan, dan pengawasan. Sebagai bagian dari Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia, roadmap ini merupakan langkah strategis OJK dalam menyelaraskan arah pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, khususnya pada sektor industri jasa keuangan syariah di bidang perbankan syariah. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Juni 2020 nilai aset industri perbankan syariah dapat tumbuh hingga 9,22 persen secara tahunan , lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan aset perbankan konvensional, yang sebesar 4,89 persen.

Pada akhirnya, sistem perbankan syariah yang diwujudkan oleh Bank Indonesia adalah perbankan syariah yang modern, yang bersifat universal, terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Kesadaran masyarakat menggunakan usaha keuangan syariah perlu dibangun, yang tentu saja ini harus diikuti dengan peningkatan kualitas layanan jasa keuangan syariah dan kemudahan akses keuangan bagi masyarakat luas. Apabila semua potensi ekonomi berbasis syariah yang telah ada saat ini terus dikembangkan, maka kita optimistis bangsa Indonesia akan menjadi pusat perkembangan keuangan syariah di tingkat dunia.

Penulis

Sunarji Harahap, M.M.

Dosen FEBI UIN Sumatera Utara / Pengurus MES Sumut / Pengurus IAEI Sumut

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image