Rabu 19 May 2021 11:52 WIB

Terdampak Pandemi, Bumi Resources Rugi Sepanjang 2020

Pendapatan Bumi Resources turun 21 persen menjadi 3,6 miliar dolar AS.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Bumi Resources. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan penurunan kinerja sepanjang 2020 akibat pandemi Covid-19.
Bumi Resources. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan penurunan kinerja sepanjang 2020 akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan penurunan kinerja sepanjang 2020 akibat pandemi Covid-19. Pendapatan perseroan pada tahun lalu tercatat sebesar 3,6 miliar dolar AS atau setara Rp 52,6 triliun, turun 21 persen dibandingkan 2019. 

Penurunan pendapatan ini pun membuat perseroan mengalami kerugian sebesar 338 juta dolar AS atau setara Rp 4,8 triliun. Sementara pada 2019, BUMI membukukan laba sebesar 6,8 juta dolar AS atau setara Rp 97,2 miliar. 

Baca Juga

Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava, mengatakan penurunan kinerja perseroan ini disebabkan karena kondisi pandemi Covid-19. Salah satu dampak yang ditimbulkan yaitu rendahnya volume atau harga penjualan. 

"Selain itu, pandemi juga meningkatkan beban termasuk kapitalisasi pada restrukturisasi utang serta penurunan nilai aset dalam eksplorasi," terang Dileep, Selasa (18/5).

 

Menurut Dileep, selama pandemi harga penjualan rata-rata menjadi lebih rendah 14 persen dan volume penjualan lebih rendah 7 persen. Meski demikian, Perseroan masih mampu mencatatkan pendapatan operasional sebesar 230,3 juta dolar AS dan margin usaha sebesar 6,3 persen.

Beban pokok penjualan juga turun menjadi 3.245,2 juta dolar AS pada tahun 2019 sejalan dengan penurunan unit beban pokok penjualan sebesar 13 persen menjadi 39,8 dolar AS per ton untuk 81,5MT dibandingkan dengan 45,6 dolar AS per ton untuk 87,7MT pada 2019. 

"Ini berkat pengendalian biaya yang ketat dan menjaga produksi mendekati normal meski dalam kondisi yang menantang ini," tutur Dileep.

Closing Inventory juga mengalami penurunan  sebesar 30 persen menjadi  2,2 MT pada akhir 2020 dibandibgkan 3,2 MT pada 2019. Menurut Dileep, hal ini mencerminkan optimalisasi modal kerja. Pembayaran sebesar 341,7 juta dolarAS atas utang pokok dan bunga Tranche A juga telah dibayarkan  hingga April 2021. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak pandemi Covid-19 sangat bepengaruh pada kinerja sektor di tahun 2020. Namun, perseroan optimistis sinyal pemulihan di sektor batubara mulai terlihat dan berlanjut pada kuartal pertama tahun 2021. 

"Dengan kembalinya optimisme sektor, dan tren kenaikan harga batubara, Perseroan berharap dapat meningkatkan kinerja yang signifikan pada 2021," tutup Dileep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement