Selasa 18 May 2021 21:05 WIB

Volume Sampah Cianjur Naik 210 Ton Setelah Lebaran

Volume sampah di Cianjur naik didominasi pembungkus makanan dan styrofoam.

Volume sampah di Cianjur naik didominasi pembungkus makanan dan styrofoam (Foto: ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Volume sampah di Cianjur naik didominasi pembungkus makanan dan styrofoam (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cianjur, Jawa Barat, mencatat setelah Lebaran dan libur panjang hari raya, volume sampah di Cianjur, meningkat hingga 210 ton per hari. Sampah berasal dari pembungkus makanan dan styrofoam dari rumah tangga dan pusat kuliner menjadi penyumbang paling banyak.

Kepala Seksi Pengolahan Sampah dan Pengelolaan Limbah Dinas Lingkungan Hidup Cianjur, Dian Mardiana, di Cianjur Selasa (18/5), mengatakan, volume sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Pasirsembung, sudah mengalami kenaikan selama pandemi COVID-19.

Baca Juga

"Tercatat awal 2020, volume sampah yang masuk rata-rata mencapai 150 ton per hari, namun di akhir tahun, volume sampah naik drastis sampai 204 ton per hari yang masuk ke TPA. Volume kembali bertambah pasca lebaran Idul Fitri dengan jumlah 210 ton per hari," katanya.

Ia menjelaskan, selama pandemi sudah terjadi kenaikan dan saat lebaran hingga setelah Lebaran ada kenaikan lagi 6 ton per hari. "Jenis sampah yang paling banyak masuk saat ini, bekas pembungkus makanan dan styrofoam dari rumah tangga dan pusat jajanan yang ada di Cianjur," lanjutnya.

Aktivitas masyarakat yang lebih banyak di rumah dan memesan makanan, terlebih saat lebaran membuat volume sampah menjadi naik. "Yang biasanya makan di tempat, sekarang dibawa pulang atau pesan melalui ojek online, otomatis ada penggunaan pembungkus makanan," katanya.

Menurut dia, kondisi tersebut, membuatTPAS Pasirsembungkrlebihan kapasitas dimana saat ini ketinggian gunungan sampah di TPAS sudah mencapai 17 meter dari dasar. Sedangkan lahan tersisa yang dapat dimanfaatkan kurang dari 1,5 hektar.

"Usia TPA bisa diperpanjang dengan adanya penambahan lahan dan teknologi pengolahan, jika belum ada usianya semakin pendek. Saat ini kondisinya sudah melebihi kapasitas, tapi masih kita gunakan secara maksimalkan dengan sisa lahan yang ada," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement