Rabu 19 May 2021 02:06 WIB

Pemerintah Diminta Jadi Juru Damai Konflik Israel-Palestina

Konflik telah menyebabkan jatuhnya banyak korban dari warga sipil di Palestina.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Ketua Komite Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) Muhammad Ali Yusuf (tiga kiri) bersama perwakilan organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) dan Tokoh Penggerak Aksi Kemanusiaan Lintas Agama saat memberikan keteranga pers atas krisis kemanusiaan Palestina di Jakarta, Selasa (18/5). Menyikapi krisis kemanusiaan Pelstina yang terjadi, IHA dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas agama menyatakan sikap antara lain mendesak Israel untuk mengehentikan serangan yang telah meyebabkan terus bertambahnya korban warga sipil khususnya anak-anak, wanita dan warga lanjut usia serta meminta semua pihak untuk mengedepankan langkah diplomasi dan negosiasi yang difasilitasi oleh PBB untuk mencapai perdamaian berpedoman pada resolusi Dewan Keamanan PBB dan berdasarkan parameter yang disepakati secara internasional.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua Komite Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) Muhammad Ali Yusuf (tiga kiri) bersama perwakilan organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) dan Tokoh Penggerak Aksi Kemanusiaan Lintas Agama saat memberikan keteranga pers atas krisis kemanusiaan Palestina di Jakarta, Selasa (18/5). Menyikapi krisis kemanusiaan Pelstina yang terjadi, IHA dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas agama menyatakan sikap antara lain mendesak Israel untuk mengehentikan serangan yang telah meyebabkan terus bertambahnya korban warga sipil khususnya anak-anak, wanita dan warga lanjut usia serta meminta semua pihak untuk mengedepankan langkah diplomasi dan negosiasi yang difasilitasi oleh PBB untuk mencapai perdamaian berpedoman pada resolusi Dewan Keamanan PBB dan berdasarkan parameter yang disepakati secara internasional.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia didorong agar menjalankan upaya-upaya diplomatik untuk menyelesaikan konflik yang terjadi antara Israel-Palestina. Indonesia, sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB), juga didorong untuk menjadi juru damai.

"Dengan melibatkan partisipasi organisasi multilateral seperti ASEAN, OKI dan Gerakan Non Blok sehingga konflik dapat segera diselesaikan," ujar anggota Komisi PRB PGI dan aktivis kemanusiaan Kristen Protestan, Jonathan Victor Rembeth, dalam konferensi pers di Sofyan Hotel Cut Meutia, Jakarta Pusat, Selasa (18/5).

IHA dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas Iman juga menyatakan siap untuk terus memberikan dukungan serta bantuan kemanusiaan kepada Palestina. Mereka mengajak kepedulian masyarakat Indonesia lintas iman untuk bersama-sama meringankan beban warga sipil yang terdampak dalam konflik ini.

Mereka pun menyatakan, semua pihak yang bertikai di konflik Israel-Palestina harus segera menghentikan kekerasan dan penyerangan. Itu harus dilakukan karena konflik tersebut telah menyebabkan jatuhnya banyak korban dari warga sipil di Palestina.

"Semua pihak yang bertikai harus segera menghentikan kekerasan dan penyerangan yang dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa masyarakat sipil khususnya anak- anak, kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya," jelas Budi Setiawan, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center.

Konferensi pers ini dihadiri oleh organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat (Ormas/LSM) yang tergabung dalam IHA dan Tokoh Penggerak Aksi Kemanusiaan Lintas Agama. Ormas/LSM yang tergabung dalam IHA pada kesempatan ini memberikan respons serta mengeluarkan pernyataan sikap terhadap konflik yang terjadi.

Heru Susetyo, perwakilan dari Pusat Advokasi HAM, mendesak agar konflik yang terjadi tidak menjadikan masyarakat sipil yang tidak bersenjata sebagai sasaran. Dia juga mendesak, agar fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah, dan rumah ibadah juga tidak dijadikan sebagai sasaran.

"Apalagi diberitakan beberapa hari sebelumnya juga terjadi penyerangan kepada gedung tempat beraktivitasnya media-media yang ada di Jalur Gaza," kata Heru.

Dia menjelaskan, jika dilihat ke belakang, konflik Israel dan Palestina sebenarnya sudah lama terjadi. Situasi semakin memanas sejak adanya pengusiran warga Palestina yang bermukim di Sheikh Jarrah dan berlanjut dengan serangan terhadap Jalur Gaza pada Jumat (7/05) lalu.

Jumlah korban yang tewas di Jalur Gaza sampai saat ini pun sudah mencapai 192 jiwa termasuk 58 di antaranya adalah anak-anak. Selain itu, 10 orang penduduk Palestina juga tewas pada kekerasan yang terjadi di Tepi Barat.

“Mewakili Organisasi Kemanusiaan dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas iman Kami mengutuk keras tindakan Israel. Sebagai organisasi kemanusiaan kami akan terus berupaya membantu warga sipil yang terdampak melalui berbagai bantuan kemanusiaan," kata Muhammad Ali Yusuf, selaku Ketua Komite IHA.

Ali menyatakan, pihaknya mendorong seluruh otoritas terkait, baik PBB, Israel, dan Palestina, termasuk negara di sekitar Palestina, untuk membuka dan menjamin akses serta keamanan para pekerja kemanusiaan, pekerja medis, dan pekerja media dalam menjalankan tugas kemanusiaan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement