Selasa 18 May 2021 17:10 WIB

Rendahnya Capaian Vaksinasi Lansia, Angkot Pun Diberdayakan

Di Kabupaten Bandung, angkot digunakan sebagai sarana antar-jemput vaksinasi lansia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menempelkan stiker di angkutan antar jemput lansia saat kunjungan kerja di Rumah Sakit Otto Iskandar Dinata, Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (18/5). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan per harinya sebanyak 250.000 warga lanjut usia (lansia) di Jawa Barat medapatkan vaksinasi Covid-19 sebagai upaya percepatan vaksinasi bagi lansia yang baru mencapai 8 persen pada pertengahan Mei 2021. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menempelkan stiker di angkutan antar jemput lansia saat kunjungan kerja di Rumah Sakit Otto Iskandar Dinata, Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (18/5). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan per harinya sebanyak 250.000 warga lanjut usia (lansia) di Jawa Barat medapatkan vaksinasi Covid-19 sebagai upaya percepatan vaksinasi bagi lansia yang baru mencapai 8 persen pada pertengahan Mei 2021. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Nawir Arsyad Akbar, Rr Laeny Sulistyawati, Antara

Masih rendahnya capaian vaksinasi terhadap lansia di Indonesia menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang belum juga rampung hingga saat ini. Saat stok vaksin dikatakan aman, program vaksinasi pun kembali digenjot terutama bagi lansia sebagai kelompok paling rentan masuk rumah sakit dan meninggak akibat Covid-19.

Baca Juga

“Setelah kita agak mengurangi laju vaksinasi karena kurangnya jumlah vaksin di akhir April dan juga masuk bulan Ramadhan lebaran, kini saatnya kita menggenjot kembali vaksinasi. Dan tolong pastikan kita utamakan para lansia kita,” ujar Menkes Budi saat konferensi pers usai rapat terbatas di Istana Presiden, Jakarta, Senin (17/5).

Budi menyebut, salah satu daerah yang memiliki angka kasus kematian yang tinggi yakni di Yogyakarta. Sebab, di daerah tersebut masih banyak lansia yang belum menerima vaksinasi Covid-19. Adapun, jumlah lansia terbanyak yang telah menerima vaksin Covid-19 yakni di DKI Jakarta dan Bali.

“Itu mudah-mudahan bisa mengurangi jumlah orang yang masuk rumah sakit dan wafat. Karena yang banyak masuk rumah sakit dan banyak wafat itu adalah orang tua kita. Itu harus kita lindungi,” tambah Budi.

Pada hari ini, Budi mengakui capaian vaksinasi lansia yang masih sangat rendah. Hingga saat ini, sebanyak 2,8 juta di Indonesia telah divaksinasi Covid, dari target yang ditetapkan yakni sebanyak 21,6 juta lansia.

"Sampai saat ini baru 2,8 juta lansia yang sudah disuntik vaksin. Untuk lansia memang agak susah. Bandingkan dengan vaksinasi tenaga publik dari target 17,6 juta, sekarang sudah tercapai 15 juta," kata Budi, seusai menghadiri acara Gebyar Vaksinasi Lansia Se-Jawa Barat di Rumah Sakit Otto Iskandar Dinata Soreang Kabupaten Bandung, Selasa (18/5).

Menkes menegaskan, para lansia semestinya tidak perlu takut atau khawatir terkait vaksinasi Covid-19. Karena, hal tersebut merupakan salah satu langkah nyata pemerintah dalam melindungi segenap warga negaranya dari ancaman bahaya virus corona.

"Jadi untuk para bapak ibu tidak perlu takut, yang belum divaksin segera divaksin, agar bisa bertemu anak cucu tanpa harus takut tertular Covid-19," katanya.

Pemerintah, kata Menkes, juga melakukan upaya jemput bola terkait percepatan vaksinasi untuk lansia. Ia mengapresiasi aksi jemput bola dari Pemkab Bandung menggunakan angkutan umum.

"Dan memang vaksinasi lansia ini memang seharusnya didatengin. Kalau disuruh datang sendiri memang itu agak susah ya. Dengan jemput bola lah istilahnya, seperti dengan disediakan sarana antar-jemput dengan angkutan umum yang dilakukan Pemkab Bandung ini sangat bagus," kata Budi.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum juga memberi apresiasi terhadap layanan antar-jemput angkutan umum gratis bagi lansia yang akan divaksin Covid-19 di Kabupaten Bandung. Menurut Wagub, vaksinasi terhadap lansia penuh dengan tantangan seperti faktor usia, lalu lansia sudah jarang keluar rumah dan alasan lainnya seperti tidak ada yang bisa mengantar untuk menjalani vaksinasi.

"Lalu belum lagi soal informasi yang diterima orang tua bahwa kalau divaksin ini bisa berdampak negatif. Nah, dengan adanya layanan antar jemput gratis bagi lansia yang akan divaksin ini merupakan inovasi yang sangat baik," katanya.

Uu berharap, kegiatan antar-jemput gratis bagi lansia yang akan divaksin ini bisa diikuti daerah lainnya di Jawa Barat. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan 80 persen masyarakatnya sudah divaksin atau sekitar 33,5 juta dari populasi 50 juta penduduk Jabar.

Pemkab Bandung memang mengerahkan angkutan umum dalam mengejar target vaksinasi lansia. Menurut Bupati Bandung Dadang Supriatna, ada 105 angkutan kota (angkot) dan lima bus yang digunakan sebagai saran antar-jemput

Dadang menyebut program ini bagian dari kegiatan gebyar vaksinasi lansia yang berlangsung hingga 21 Mei 2021. Menurutnya, memberikan peluang untuk menambah pendapatan kepada pengemudi angkot.

"Jadi ini semacam padat karya, mengalihkan kegiatan yang rutinitas agar diberikan kesempatan sehingga tidak kehilangan mata pencahariannya," kata Dadang.

"Secara populasi, kita terbanyak kedua di Jabar. Sedangkan jumlah total lansia Kabupaten Bandung sekitar 312 ribu jiwa. Kita akan lakukan terus (layanan antar-jemput lansia), nanti berkembang ke wilayah Cicalengka dan Cileunyi, di mana merupakan wilayah padat penduduk," kata Dadang, melanjutkan.

Dadang mengatakan, bahwa dari 312.789 warga lanjut usia yang menjadi sasaran vaksinasi di Kabupaten Bandung baru sekitar 14 ribu atau 4,5 persen yang mendapat suntikan vaksin Covid-19.

photo
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) bersama Bupati Kabupaten Bandung Dadang Supriatna (kiri) beserta jajaran terkait menaiki mobil angkutan untuk warga lanjut usia (lansia) saat kunjungan kerja di Rumah Sakit Otto Iskandar Dinata, Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (18/5). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan per harinya sebanyak 250.000 warga lanjut usia (lansia) di Jawa Barat medapatkan vaksinasi Covid-19 sebagai upaya percepatan vaksinasi bagi lansia yang baru mencapai 8 persen pada pertengahan Mei 2021. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

 

 

Stok vaksin

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan, pihaknya terus melakukan diplomasi untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19. Hingga saat ini, Indonesia disebut telah mengamankan 75.950.500 dosis vaksin Covid-19.

"Sejauh ini Indonesia berhasil mengamankan sejumlah 75.950.500 dosis vaksin yang telah sampai tiba di Indoensia," ujar Sekretaris Jenderal Kemenlu Cecep Herawan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR, Selasa (18/5).

Vaksim Sinovac menjadi yang paling banyak, yaitu sebanyak 68.500.000 dosis. Sedangkan vaksin Astra Zeneca sebanyak 6.410.500 dosis dan Sinopharm dalam kerangka gotong royong sebanyak 500.000 dosis.

Lalu, ada Sinophram sumbangan dari Uni Emirat Arab (UEA) sebanyak 500.000 dosis. "Pengiriman selanjutnya InsyaAllah vaksin Sinovac akan tiba pada akhir pekan ini sebanyak 16 juta dosis vaksin curah," ujar Cecep.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga terus melakukan kerja sama bilateral untuk program vaksinasi nasional. Ada vaksin AstraZeneca, vaksin Novavac dari produsen serum institut India, dan vaksin Pfizer.

"Untuk vaksin gotong royong juga telah diperoleh komitmen beberapa jenis vaksin yaitu vaksin Sinopharm, vaksin Sputnik V, dan produksi lokal vaksin CanSino dan Anhui Zhifei Longcom," ujar Cecep.

Pemerintah Indonesia kini resmi memulai program vaksinasi Covid-19 untuk kelompok masyarakat umum. Vaksinasi Covid-19 untuk kelompok masyarakat umum di Tanah Air terlebih dahulu dimulai di Jakarta sejak Senin (17/5) kemarin.

Program vaksinasi di Indonesia saat ini mulai menyasar kalangan masyarakat umum. Terkait kelompok sasaran masyarakat umum yang kini mendapatkan vaksinasi, pemerintah menetapkan beberapa kriteria.

Pertama, dia melanjutkan, masyarakat rentan yang dilihat dari aspek geospasial yang artinya secara geografis memiliki angka kejadian Covid-19 tinggi dan terus menerus terjadi yang cenderung tidak terjadi penurunan. Kriteria kedua, dia menambahkan, yakni melihat masyarakat rentan dari segi aspek ekonomi dan sosial, diantaranya masyarakat ekonomi kebawah, masyarakat kurang beruntung yang didahulukan termasuk kelompok disabilitas, orang dengan gangguan jiwa.

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Provinsi DKI Jakarta sudah terlebih dahulu memulai vaksinasi untuk kelompok masyarakat umum. Sebab, dia melanjutkan, kasus Covid-19 di ibu kota Indonesia ini cenderung meningkat dan aspek sosial ekonomi juga bervariasi.

"Pelaksanaan vaksinasi untuk kelompok masyarakat umum di DKI Jakarta ini bisa jadi pilot project buat kami sebelum melaksanakannya secara nasional," katanya.

photo
Lansia divaksinasi - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement