Selasa 18 May 2021 16:39 WIB

Garut Bersiap Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19

Pemkab Garut sudah menyiapkan 100 bed (tempat tidur) untuk isolasi di rusun.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Petugas kepolisian memeriksa identitas dan surat keterangan Covid-19 pengendara dengan pelat nomor dari luar Garut di perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Kadungora, Kabupaten Garut, Rabu (5/5). Pada H-1 penerapan larangan mudik lebaran 2021, petugas kepolisian di posko penyekatan pemudik Kadungora memutarbalikan 30 kendaraan yang akan mudik menuju Garut dan Tasikmalaya. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kepolisian memeriksa identitas dan surat keterangan Covid-19 pengendara dengan pelat nomor dari luar Garut di perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Kadungora, Kabupaten Garut, Rabu (5/5). Pada H-1 penerapan larangan mudik lebaran 2021, petugas kepolisian di posko penyekatan pemudik Kadungora memutarbalikan 30 kendaraan yang akan mudik menuju Garut dan Tasikmalaya. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat, mulai siaga menghadapi peningkatan kasus Covid-19 usai libur Lebaran 1442 H. Sebab, diperkirakan akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut pada pekan depan. 

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, Pemkab Garut akan melakukan antisipasi lonjakan kasus Covid-19 pascalibur Lebaran. Apalagi, masih ada empat wilayah di Kabupaten Garut yang berstatus zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19.

"Sampai 14 hari ke depan ini masih deg-degan adanya lonjakan kasus," kata dia melalui keterangan resmi, Selasa (18/5).

Salah satu langkah antisipasi yang dilakukan, Pemkab Garut sudah menyiapkan 100 bed (tempat tidur) untuk isolasi di rusun (rumah susun). Para tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Garut juga terus diminta siaga. 

"Saya mohon Dinkes juga menyiapkan nakesnya yang biasa, supaya ketika terjadi outbreak, kita sudah siap,” kata Rudy.

Ia menambahkan, saat ini sudah terdapat dua unit ventilator di Rumah Sakit Medina untuk menangani pasien Covid-19 yang bergejala. Jika diperlukan, pihaknya akan menambah dua unit ventilator lagi untuk memenuhi kebutuhan pasien Covid-19.

Menurut dia, Rumah Sakit Medina bisa digunakan sebagai alternatif penanganan pasien Covid-19 yang memiliki gejala, jika kapasitas di RSUD dr Slamet sudah penuh. "Bilamana RSUD dr Slamet atau yang lainnya penuh, bisa menjadi alternatif di Rumah Sakit Medina,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement