Selasa 18 May 2021 13:29 WIB

Morgan Stanley Turunkan Proyeksi Ekonomi RI Jadi 4,5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mulai positif pada kuartal dua 2021.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan ekonomi Indonesia (ilustrasi)
Foto: Republika.co.id
Pertumbuhan ekonomi Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Lembaga keuangan asal Amerika Serikat (AS), Morgan Stanley merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 menjadi 4,5 persen. Sebelumnya Morgan Stanley memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,2 persen pada tahun ini.

Dalam laporan Asia Economics Mid-Year Outlook, Selasa (18/5) revisi pertumbuhan ekonomi ini karena risiko pandemi yang masih meliputi seluruh dunia termasuk Indonesia. Hal ini membuat pemulihan ekonomi lebih lambat.

Baca Juga

Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mulai positif pada kuartal dua 2021. Setelah masih terkontraksi 0,7 persen pada kuartal satu, ekonomi tumbuh 6,5 persen kuartal dua, tumbuh 6,3 persen pada kuartal tiga, dan tumbuh 6,2 persen pada kuartal empat 2021.

Tak hanya tahun ini, Morgan Stanley juga merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan. Jika sebelumnya, ekonomi diperkirakan bisa tumbuh 5,5 persen, namun sekarang diturunkan 0,1 persen menjadi hanya tumbuh 5,4 persen.

Pada 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi berada pada level enam persen kuartal satu dan turun menjadi 5,3 persen kuartal dua. Pada kuartal tiga dan kuartal empat tahun depan, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan masing-masing 5,2 persen.

Secara global, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan berada pada level 6,5 persen hingga 7,5 persen tahun ini dengan titik tengah 6,1 persen. Sedangkan tahun depan pertumbuhan ekonomi global antara 4,8 persen hingga 6,2 persen dengan titik tengah 4,3 persen.

Khusus di kawasan Asean, pertumbuhan ekonomi diprediksi hanya 5,4 persen pada 2021 atau turun dari proyeksi sebelumnya tumbuh 7,4 persen pada 2021. Namun tahun depan proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan ini naik dari 4,9 persen menjadi 5,6 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement