Selasa 18 May 2021 08:11 WIB

Menkominfo: 'Lebaran Digital' Buat Idul Fitri Lebih Berwarna

Tak mudik tidak membuat esensi lebaran berkurang.

ilustrasi idul fitri, silaturahmi digital.
Foto: mgrol100
ilustrasi idul fitri, silaturahmi digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menegaskan lebaran digital keren dan tidak mengurangi nilai silaturahmi. Bahkan dengan berlebaran secara virtual dan tidak mudik dapat mengantisipasi penyebaran pandemi Covid-19.

“Lebaran digital dan silaturahmi digital itu keren. Hari ini kita lakukan itu secara bersama-sama yang tentu tidak akan mengurangi nilai silaturahminya, nilai saling memaafkannya tetap sama. Hanya itu disalurkan atau disampaikan dengan cara-cara yang berbeda, cara yang baru, yaitu secara virtual,” ujarnya dalam Halal Bihalal Lebaran Digital Keren yang berlangsung tatap muka terbatas dan virtual dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (17/5).

Johnny menyatakan, Presiden Joko Widodo secara khusus menyampaikan kepada para menteri dan pimpinan lembaga agar tidak melaksanakan Halal Bihalal secara fisik, dalam perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah. Menkominfo menilai hal itu sebagai upaya pemerintah dalam menghadapi second wave atau gelombang kedua pandemi Covid-19. 

“Dan untuk kenyamanan, keamanan dan kesehatan kita sekalian maka sangat dianjurkan. Untuk itu, Kominfo telah menyampaikan berulang-ulang kali agar silaturahmi Idulfitri kita di tahun yang kedua pada saat pandemi Covid-19 ini, dirayakan lebih banyak melalui saluran virtual atau daring,” kata dia.

Momentum perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah, menurut Johnny, merupakan hari yang sangat bersejarah bagi umat manusia. Peringatan tahun ini yang jatuh pada tanggal 13 Mei 2021, bertepatan dengan Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus bagi umat Kristiani.

“Kedua peristiwa ini untuk Indonesia merupakan momentum bagi kita sekalian untuk terus mengukuhkan persaudaraan lintas iman, untuk terus mengukuhkan kedamaian antar umat, untuk terus memupuk solidaritas, semangat kebangsaan, semangat persatuan dan kesatuan di dalam masyarakat dan bangsa  yang majemuk, bangsa yang plural sebagaimana keniscayaan yang ada di kita sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang sangat majemuk, bangsa dengan semangat kehidupan bernegara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika,” kata dia.

Menurut Menkominfo, Idul Fitri tentu mempunyai makna yang merupakan hari puncak setelah melakukan puasa Ramadhan sepanjang 30 hari. Dengan merayakan Idul Fitri, umat Muslim melaksanakan ibadah dan merayakan hari raya Idulfitri dengan menyucikan diri, kembali suci setelah berpuasa penuh selama bulan Ramadhan. 

“Pengekangan terhadap hawa nafsu, pengekangan pengendalian, keinginan-keinginan yang kodrati hidup bersama sebagai manusia. Makna Idulfitri ini tentu mengajarkan kepada kita bahwa kita selalu diberikan kesempatan untuk harus memperbaiki diri, membawa kabar yang baik dan menjadi berkah bagi sesama kita sekalian,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement