Senin 17 May 2021 14:11 WIB

RS Indonesia di Gaza Berjibaku Selamatkan Korban

Jumlah pasien yang datang ke RS Indonesia di Gaza sudah lebih kapasitas.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Teguh Firmansyah
Tim penyelamat membawa seorang gadis saat mereka mencari korban di tengah puing-puing di lokasi serangan udara Israel, di Kota Gaza 16 Mei 2021.
Foto: REUTERS/Mohammed Salem
Tim penyelamat membawa seorang gadis saat mereka mencari korban di tengah puing-puing di lokasi serangan udara Israel, di Kota Gaza 16 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pendiri sekaligus presidium dan relawan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Dr Yogi Prabowo, SpOT mengatakan saat ini RS Indonesia di Gaza masih sibuk menangani para korban serangan Israel. Kerusakan RS akibat imbas gempuran Israel tidak parah.

"Kerusakan RS akibat dampak serangan tidak parah dan masih bisa beroperasi dengan baik. MER-C akan kirim tim bedah dalam satu hingga dua pekan kedepan,"ujar dia kepada Republika.co.id, Senin (17/5).

Baca Juga

MER-C berencana untuk mengirimkan enam hingga tujuh orang dokter spesialis ortopedi, bedah, anastesi, radiologi dokter umum dan perawat. Jalur akses bagi pengiriman bantuan baik tenaga medis maupun logistik akan melalui perbatasan Rafah dan Mesir. "Perbatasan Rafah dan Mesir kabarnya sudah dibuka. Kami akan persiapkan segala sesuatunya,"jelas dia.

Sementara itu relawan MER-C, Reza yang berada di Gaza melaporkan bahwa serangan zionis Israel masih terus terjadi dan semakin menggila. Serangan menyasar rumah warga, infrastruktur, perkantoran dan masjid. Hingga Senin pagi sebanyak 197 warga Gaza terbunur, 50 diantaranya anak-anak dan 34 lainnya wanita

Sementara itu korban terluka sebanyak 1.235 orang. Saat ini RS Indonesia telah menerima jenazah korban serangan sebanyak 40 orang dan korban terluka sebanyak 456 orang.

Kemungkinan korban masih terus bertambah karena serangan tidak juga mereda. Bentrokan terparah masih terjadi di komoleks Al Quds dan di desa Syekh Jarrah.

"Akibatnya kegiatan di Gaza lumpuh total termasuk pasar, toko, dan akses pun ditutup karena risiko cukup tinggi. Persediaan logostik kami dan berharap adanya babtuan karena hingga saat ini bantuan asing belum masuk,"ujar dia.

Korban bertambah

Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, dr Sarbini Abdul Murad mengatakan korban semakin bertambah dari serangan israel semakin masif. "RS Indonesia di Gaza menjadi tempat pengobatan pasien yang terluka  akibat serangan israel.  Rumah sakit sudah overload, maka pintu perbatasan rafah di buka untuk evakuasi pasien yg tidak bisa di tanganin di Gaza,"ujar dia kepada Republika.co.id.

Selain itu obat-obatan semakin menipis termasuk instrumen bedah yang juga semakin kritis. Namun bangunan RS hanya mengalami kerusakan ringan imbas dari getaran dan masih beroperasi. "Kami sangat membutuhkan obat-obatan, instrumen bedah serta obat -obatan anestesi yang sudah menipis maka bantuan internasional sekarang ini sangat di nanti dan dibutuhkan,"jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement