Ahad 16 May 2021 10:10 WIB

Runtuhnya Mitos-Mitos Zionis Israel

Zionis Israel sebenarnya berada dalam kondisi terdesak akibat perlawanan Palestina

Rep: IRNA/ Red: Elba Damhuri
Seorang pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina selama bentrokan dengan pasukan Israel di pos pemeriksaan Hawara, selatan kota Nablus, Tepi Barat, Jumat, 14 Mei 2021.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Seorang pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina selama bentrokan dengan pasukan Israel di pos pemeriksaan Hawara, selatan kota Nablus, Tepi Barat, Jumat, 14 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, --- Israel terus menggempur tanah-tanah Palestina di Jalur Gaza. Israel beralasan mereka sedang mempertahankan diri. Tetapi sebenarnya mereka ingin menguatkan posisi pendudukan atas tanah Palestina. 

Israel tetaplah negara penjajah yang mencoba membalikkan logika sedang bertahan dari serangan Palestina --sebuah kesalahan logika berpikir sebab (non causa pro causa). 

Yang terjadilah adalah tanah-tanah Palestina diduduki, tanah dan rumah mereka dirampas, dan diskriminasi keras terhadap warga Palestina.

Belakangan, rakyat Palestina makin terluka menyusul perampasan rumah-rumah mereka di Sheikh Jarrah di Yerusalem al-Quds. Penindasan dan diskriminasi rezim Zionis terhadap Palestina ini kemudian menyebabkan pemberontakan publik.

Mosayyeb Naimi, seorang ahli Timur Tengah dan direktur pelaksana surat kabar al-Wefaq, seperti dikutip IRNA, Iran, menulis sebuah memo tentang runtuhnya mitos-mitos Zionis Israel, yang telah diterbitkan oleh surat kabar Iran pada hari Sabtu. 

Dia mencatat: Intifadah Al-Quds berlanjut di tahun-tahun dan dekade sebelumnya, tetapi situasi di lapangan dan di arena internasional berbeda kali ini.

Menurut Naimi, karena negara-negara Barat dan terutama Amerika Serikat bergulat dengan pandemi COVID-19 dan krisis ekonomi yang disebabkan oleh penyakit tersebut, mereka tidak dapat menerima dampak politik dan ekonomi dari kekejaman yang dilakukan rezim Zionis. 

Kelompok perlawanan di Palestina telah meningkatkan kemampuan militer mereka. Para pejuang Palestina ini jauh lebih siap dari sebelumnya untuk mewujudkan perjuangan dan pembebasan Palestina.

Terlepas dari kenyataan bahwa persenjataan gerakan perlawanan Palestina tidak dapat dibandingkan dengan senjata Israel, kelompok perjuangan Palestina mampu mengubah keseimbangan menakutkan ini yang sekarang berpihak pada Palestina, yang mirip dengan strategi gerakan Hizbullah Lebanon dalam menghadapi tentara Zionis.

Zionis yang coba diperlihatkan tangguh lewat serangan-serangan rudal ke Palestina sebetulnya sudah mulai rapuh. 

Pemerintah Israel tidak bisa menahan lagi kaburnya warga Israel dari rumah-rumah mereka di permukiman-permukinan yang dibangun dengan biaya mahal.

Banyak warga Israel kembali ke negara-negara asal mereka di Eropa, Amerika, dan Afrika. Dan fakta, kata Naimi, militer Palestina makin membaik.

sumber : IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement