Sabtu 15 May 2021 09:35 WIB

Korban Gugur Meningkat saat Kekerasan Guncang Gaza

Kairo mendorong kedua belah pihak untuk gencatan senjata.

Api terlihat membumbung setelah pasukan Israel meluncurkan serangan ke Gaza, pada 14 Mei 2021.
Foto: Anadolu Agency
Api terlihat membumbung setelah pasukan Israel meluncurkan serangan ke Gaza, pada 14 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pesawat-pesawat Israel memperbarui serangan udara di Gaza pada Sabtu (15/5) pagi. Namun, gerilyawan Hamas menanggapi dengan menembakkan roket ke Israel saat pertempuran mereka memasuki malam kelima. Sementara, diplomat AS dan Arab berusaha mengakhiri kekerasan. 

Petugas medis Palestina mengatakan setidaknya empat orang tewas dalam salah satu dari beberapa serangan udara di Gaza utara. Penduduk mengatakan, kapal angkatan laut Israel menembakkan peluru dari Mediterania meskipun tidak ada yang mengenai jalur tersebut. Kementerian Urusan Agama Palestina mengatakan, pesawat Israel menghancurkan sebuah masjid. 

Seorang juru bicara militer mengatakan tentara sedang memeriksa laporan itu. Sirene berbunyi di dua kota besar di selatan Israel yang memperingatkan akan adanya tembakan dari Gaza. Hamas mengaku, bertanggung jawab meluncurkan roket. Tanpa tanda-tanda berakhirnya pertempuran, korban menyebar lebih jauh, dengan Palestina melaporkan 11 orang gugur di Tepi Barat yang diduduki di tengah bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan Israel.

"Sedikitnya 132 warga Palestina, termasuk 32 anak-anak dan 21 wanita, telah gugur dan 950 lainnya terluka di Gaza sejak Senin," kata pejabat medis Palestina.

Hamas mengatakan, seorang wanita dan seorang anak laki-laki termasuk di antara empat orang yang tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam sebuah rumah milik keluarga Abu Hattab di kamp pengungsi Pantai Kota Gaza. 

Tentara Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar atas serangan itu. Di antara delapan tewas di Israel adalah seorang tentara yang berpatroli di perbatasan Gaza dan enam warga sipil, termasuk dua anak, kata pihak berwenang Israel.

 

 

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement