Sabtu 15 May 2021 03:11 WIB

Bank Dunia Sepakati Kerangka Kerja Kemitraan Baru Indonesia

CPF yang baru berfokus pada 4 bidang kerja sama, di antaranya penguatan daya saing.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Warga berjalan di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (17/12). Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui Kerangka Kerja Kemitraan (CPF) dengan Indonesia periode 2021-2025.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warga berjalan di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (17/12). Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui Kerangka Kerja Kemitraan (CPF) dengan Indonesia periode 2021-2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui Kerangka Kerja Kemitraan (CPF) dengan Indonesia periode 2021-2025. Adapun tujuan dari kerangka kerja baru tersebut untuk meningkatkan upaya pemulihan perekonomian akibat pandemi Covid-19. 

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa mengatakan melalui kerangka kerja ini, Grup Bank Dunia akan melanjutkan kemitraannya bersama Indonesia dengan mendukung upaya pemulihan dari dampak pandemi. 

“Seraya melaju semakin dekat dengan tujuan mencapai pertumbuhan inklusif, membangun kelas menengah yang tangguh dan bergabung dengan negara berpenghasilan tinggi," ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Jumat (14/5).

Menurutnya CPF yang baru itu disiapkan dengan bayangan pandemi covid-19 masih berlangsung. Pandemi tidak hanya menimbulkan korban jiwa, namun menyebabkan dampak ekonomi serius bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia. Pun, CPF dirancang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). 

Lebih lanjut, CPF yang baru berfokus pada empat bidang kerja sama. Adapun rinciannya, memperkuat daya saing dan ketahanan perekonomian, meningkatkan infrastruktur, serta mengembangkan modal manusia. Kemudian, mendukung pengelolaan aset alam, sumber mata pencaharian berbasis sumber daya alam dan ketahanan terhadap bencana.

Sementara Wakil Presiden IFC, Asia dan Pasifik Alfonso Garcia Mora menambahkan akibat pandemi covid-19, pemerintah mengalihkan fokus pada penguatan kebijakan dan kelembagaan terutama sektor kesehatan, perlindungan sosial, pendidikan dan digitalisasi. Pada aspek digital, CPF bertujuan memperbaiki tingkat efisiensi dan inklusi, dengan meningkatkan berbagai layanan maupun mengatasi kesenjangan digital.

"Sektor swasta memainkan peran penting dalam membangkitkan kembali pertumbuhan ekonomi. Kepemimpinan International Finance Corporation (IFC) dalam mengembangkan berbagai peluang yang berkelanjutan dan inklusif, maupun menggerakkan lebih banyak investasi swasta, akan menjadi sangat penting bagi upaya pemulihan," ungkapnya.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan melalui pemanfaatan pembelajaran dari berbagai program pemerintah dan menyesuaikan strategi untuk memperkuat respons terhadap ketidakpastian, CPF didasarkan pada suatu kerangka kerja menyeluruh untuk periode lima tahun. Dalam hal ini, melibatkan beragam pendekatan yang akan diterapkan selama tiga tahun pertama periode kerangka kerja tersebut.

"Selama tahun ini dan tahun depan, Bank Dunia akan memastikan berlangsungnya pemulihan dari pandemi secara berkelanjutan termasuk mendukung reformasi ekonomi yang diperlukan, meningkatkan pendapatan dan menyegarkan kembali berbagai upaya bidang perubahan iklim,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement