Jumat 14 May 2021 12:30 WIB

Jelang Arus Balik Lebaran, Anies: Dua Langkah Antisipasi

Salah satunya melakukan screening di pintu masuk Jakarta, Jabodetabek.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Agus Yulianto
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memberikan keterangan pers usai melakukan rapat koordinasi untuk mengantisipasi arus balik Lebaran di Balai Kota Jakarta, Jumat (14/5).
Foto: Republika/Flori Sidebang
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memberikan keterangan pers usai melakukan rapat koordinasi untuk mengantisipasi arus balik Lebaran di Balai Kota Jakarta, Jumat (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada setiap ada pergerakan penduduk yang cukup besar, maka di pekan-pekan berikutnya potensi kenaikan kasus Covid-19 selalu ada. Oleh karena itu Pemprov DKI Jakarta menyiapkan dua langkah pengetatan dan pemantauan pergerakan penduduk yang akan masuk Jakarta.

Demikian diungkapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan melakukan rapat koordinasi untuk mengantisipasi lonjakan arus balik sesuadah musim libur Lebaran 1442 Hijriah. Rapat itu dihadiri oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dan jajaran Forkompimda DKI Jakarta. 

"Pertama adalah lakukan screening di pintu masuk Jakarta, Jabodetabek. Untuk kendaraan pribadi nanti akan dilakukan screening random bagi mereka yang masuk," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Jumat (14/5).

Selain itu, sambung Anies, untuk transportaso umum melalui udara, laut, dan kereta api juga melakukan screening sebelum penumpang berangkat dengan menunjukan surat keterangan negatif Covid-19. Sehingga, dapat mendeteksi lebih awal jika ada warga yang hendak masuk ke wilayah Jabodetabek dan bergejala atau berpotensi membawa virus corona. 

Langkah kedua, jelas Anies, melaksanakan pengetatan dan pemantauan di tingkat komunitas. Dalam hal ini melibatkan gugus tugas RT/RW serta berkoordinasi dengan jajaran camat, lurah, Babinkamtibmas dan Babinsa untuk melakukan pendataan terhadap warga yang masuk ke masing-masing wilayah.

"Jadi ketua RT, RW gugus tugasnya akan melakukan monitoring, sehingga seluruh warga yang datang akan dilakukan pemantauan dicek kondisinya, dipastikan bahwa yang bersangkutan sehat, yang bersangkutan tidak bergejala dan akan dilakukan pengetesan rapid antigen," ujarnya. 

"Jadi ini dua hal untuk screening, satu sebelum masuk, yang kedua sebelum sampai di tempat tinggal," kata dia. 

Anies mengungkapkan, nantinya bakal ada aplikasi khusus yang akan digunakan oleh Ketua RT dan RW untuk melakukan pelaporan atas kondisi wilayahnya sebanyak dua kali sehari. Dia menuturkan, akan ada koordinasi dari tingkat provinsi hingga RT dan RW untuk membahas hal tersebut agar aturan yang disiapkan dapat berjalan dengan baik. 

"Karena itu ada pertemuan khusus melibatkan seluruh Ketua RT, RW. Kemudian camat, lurah, Babinkabtibmas dan Babinsa untuk bisa bekerja secara sinkron sampai ke bawah," ujar dia. 

"Ini semua dikerjakan untuk mencegah terjadinya peristiwa seperti awal Januari awal Februari, karena saat ini di Jakarta secara umum situasinya termasuk yang paling rendah," ucap Anies. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement