Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Afip Miftahul Basar

Melanjutkan Semangat Ramadan di Bulan Selanjutnya

Agama | Thursday, 13 May 2021, 15:11 WIB

Alhamdulillah... hari kemenangan sudah tiba, hari raya Idul Fitri 1442 H. Kita sudah melewati satu bulan penuh di bulan Ramadann dengan berbagai amalan ibadah yang kita lakukan. Namun rasanya tak ingin berpisah dengannya begitu saja sekalipun semenit saja. begitulah ramadan seperti yang digambarkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah, Andaikan setiap hamba mengetahui apa yang ada dalam ramadan, maka ia bakal berharap satu tahun itu puasa terus.

Lalu mengapa kita ingin melanjutkan semangat Ramadan di bulan berikutnya? Karena pada bulan tersebut terdapat keistimewaan-keistimewaan dan bulan penuh keberkahan. Memang benar, istimewanya bulan ramadan itu tak akan pernah ada di bulan-bulan yang lainnya. Namun spirit di bulan ramadan kita harus pertahankan dan dilanjutkan di bulan-bulan berikutnya, seperti:

Pertama, puasa

Selama bulan ramadan, kita bisa melaksanakan amal ibadah puasa sebulan penuh. Tentu melaksanakan puasa sebulan penuh hanya terjadi di bulan ramadan, dan tidak ada di bulan yang lain. Melaksanakan puasa sebulan penuh memang waktu yang cukup lama, tapi ketika dijalani terasa hanya sebentar saja. nah.. dengan berakhirnya bulan ramadan tersebut, kita pertahankan spirit puasa di bulan-bulan berikutnya. Sebagai langkah awal, kita niatkan untuk melaksanakan puasa di bulan syawal selama enam hari berturut-turut setelah sehari merayakan hari raya Idul Fitri.

Kalaupun tidak bisa berturut-turut selama enam hari, ya setidaknya dalam bulan syawal tersebut bisa dilaksanakan puasa. Bagaimana puasa di bulan lainnya? Banyak amalan puasa yang bisa dilaksanakan pada bulan-bulan selanjutnya seperti puasa ayyamul bidh (puasa tanggal 13, 14, 15 pada bulan qomariyah), puasa senin dan kamis, dan puasa Nabi Daud ( sehari puasa sehari tidak).

Kedua, salat tarawih

Selain puasa, ibadah tarawih merupakan ibadah salat yang hanya ada di bulan ramadan. Dalam pelaksanaannya, ada yang mengerjakan 8 rakaat ada juga yang 20 rakaat, ditambah salat witir 3 rakaat. Perbedaan jumlah rakaat dalam salat tarawih jangan menjadi perdebatan yang berlebihan apalagi sampai perpecahan di masyarakat. Yang paling penting bagaimana kita mengisi di malam ramadan tersebut dengan berbagai amal ibadah.

Spirit dalam salat tarawih itulah yang harus kita pertahankan dan dilaksanakan pada bulan-bulan berikutnya. Banyak amalan ibadah salat sunah yang bisa dikerjakan seperti salat tahajud, salat witir, salat tasbih, dan salat-salat sunah yang lainnya. Yang paling penting dari itu semua adalah bagaimana kita konsisten atau istiqomah terhadap salat yang kita keejakan, bukan pada banyaknya jumlah rakaat atau banyaknya ibadah. Karena Allah Swt sangat mencintai hambanya yang senantiasa istiqomah walaupun amal ibadah itu sedikit. Namun apabila dikerjakan secara terus-menerus (istiqomah) maka akan memberikan keberkahan bagi pelakunya.

Nabi Muhammad SAW bersabda : Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian dan amal yang paling dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus dikerjakan meskipun sedikit. (HR. Bukhari)

Ketiga, tilawah Al-Quran

Bulan ramadan disebut juga bulan Al-Quran. Penyebutan ini karena awal turunnya Al-Quran terjadi pada bulan ramadan, sebagaimana firman Allah Swt dalam QS Al-Baqarah ayat 185 yang artinya, Bulan ramadan adalan (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).

Proses turunnya al-quran ini disebut nuzulul quran. Ada pendapat yang mengatakan bahwa turunnya al-quran itu pada tanggal 17 ramadan, dan ada juga yang mengatakan tanggal 21 ramadan, atau pendapat lainnya. Yang pastinya bahwa turunnya al-quran itu terjadi pada bulan ramadan yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW ketika berada di Gua Hira.

Sebagai kitab suci dan pedoman hidup bagi umat Islam, kita harus mempertahankan spirit tilawah Al-Quran di bulan ramadan untuk tetap dilaksanakan di bulan-bulan berikutnya. Ketika bulan ramadan tiba, sebagian besar umat Islam sudah menargetkan untuk mengkhatamkan al-quran selama bulan ramadan, baik yang satu kali, dua kali atau lebih dari tiga kali khatam. Dengan targetan itulah kita berusaha untuk tilawah al-quran pada waktu-waktu tertentu seperti setiap setelah salat fardu, atau bahkan setiap waktu luang diisi dengan tilawah al-quran.

Dengan spirit itulah kita harus mempertahankannya pada bulan-bulan yang lain. Di bulan ramadan kita bisa tilawah al-quran satu juz dalam sehari, ya setidaknya kita pertahankan itu di bulan berikutnya. Kalaupunn tidak bisa, karena berbagai alasan baik itu kesibukan atau lain halnya, kita usahakan dalam satu hari itu ada jadwal untuk tilawah al-quran. Seperti dalam keterangan di atas, yang penting dalam beribadah itu harus dilaksanakan dengan istiqomah, walaupun perbuatan itu sedikit.

Semoga dengan berakhirnya bulan ramadan pada tahun ini, kita masih bisa mempertahankan amalan-amalan ibadah pada bulan-bulan berikutnya dengan harapan kita bisa me-ramadankan seluruh bulan agar keberkahan hidup kita bisa tercapai. Amiiin...

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image