Mudik Lahir Batin

Red: Agung Sasongko

Kamis 13 May 2021 07:11 WIB

Suasana lengang di jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Rabu (12/5). Ditlantas Polda Metro Jaya melakukan penutupan Jalan Sudirman-Thamrin saat pelaksanaan crowd free night pada pukul 22.00 WIB dalam rangka mendukung pencegahan kerumunan di malam takbir Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Republika/Thoudy Badai Foto: Republika/Thoudy Badai Suasana lengang di jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Rabu (12/5). Ditlantas Polda Metro Jaya melakukan penutupan Jalan Sudirman-Thamrin saat pelaksanaan crowd free night pada pukul 22.00 WIB dalam rangka mendukung pencegahan kerumunan di malam takbir Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:  Ina Salma Febriani

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar..

Baca Juga

Laa ilaaha Illa Allah, Allahu Akbar..

Allahu Akbar Walillah al-Hamd..

Gema takbir berkumandang seantero dunia, menyambut datangnya Syawal setelah usai menunaikan kewajiban Ramadan yang luar biasa rasanya. Luar biasa karena tahun kedua pandemi yang kondisinya belum mereda. Praktis, aktivitas ibadah belum sepenuhnya bisa ditunaikan secara bersama-sama.

Selain aktivitas ibadah, tradisi yang juga dilarang sebagai upaya pencegahan penularan virus corona adalah aktivitas mudik; bertemu dan berkumpul bersama keluarga. Tradisi tahunan ini turut menjadi polemik karena dengan berbagai cara, masyarakat masih terus berupaya untuk ‘kembali’ ke kampung halaman tercinta.

Semenjak pemberlakuan larangan mudik dirilis, setidaknya Korlantas Polri telah memutarbalikkan 32.815 kendaraan yang terindikasi hendak melakukan aktivitas mudik selama dua hari pelaksanaan larangan mudik Lebaran, mulai Kamis, (6/5/2021). Jumlah ini merupakan akumulasi dari seluruh pos penyekatan di 381 titik yang tersebar dari Sumatera hingga Bali, sebagaimana dikatakan Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Istiono dalam keterangan tertulis (kompas.com).

Lalu, dalam pengecekannya di GT Cikupa bersama Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Rudy Antariksa dan jajaran Polda Banten, dinyatakan ada 1.300 kendaraan yang sudah diputarbalikkan. Mereka diindikasi hendak mudik.

Ribuan kendaraan yang terpaksa harus putar balik—menjadi fenomena nyata bahwa masyarakat Indonesia (khususnya ibukota Jakarta) yang merantau karena aktivitas belajar maupun bekerja, merindu berlebaran di kampung halaman, bersama orangtua dan keluarga.

Kerinduan yang membuncah karena ini adalah tahun kedua dimana banyak masyarakat yang telah ‘memendam’ kerinduan ini sejak tahun pertama pandemi 2020 lalu dimana mudik juga menjadi larangan utama agar penularan pandemi covid bisa ditekan semaksimalnya.

Fenomena ini pula yang menghantarkan kita pada satu kesan; ‘kemanapun seseorang pergi, hatinya tetap akan ‘kembali’ dan terpaut pada dimana tempat dulu ia dilahirkan dan dibesarkan,’—sedemikian kompleks dan berharganya kegiatan mudik tahunan ini bagi masyarakat kita.