Kamis 13 May 2021 06:27 WIB

Inggris Desak Israel-Palestina Redakan Ketegangan

Sejauh ini 36 warga Gaza, termasuk 10 anak-anak, dilaporkan tewas.

Rep: kamran dikarma/ Red: Hiru Muhammad
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina selama demonstrasi pro-Palestina di dekat Konsulat Jenderal Israel di New York, New York, AS, 11 Mei 2021.
Foto: EPA/JUSTIN LANE
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina selama demonstrasi pro-Palestina di dekat Konsulat Jenderal Israel di New York, New York, AS, 11 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyoroti memanasnya aksi saling balas serangan antara Israel dan Palestina. Dia mendesak kedua belah pihak menahan diri.

"Inggris sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan dan korban sipil dan kami ingin melihat penurunan ketegangan yang mendesak," kata Johnson lewat akun Twitter pribadinya pada Rabu (12/5).

Saat ini Israel tengah membombardir Jalur Gaza. Aksi itu dilakukan sebagai respons atas serangan roket yang dilancarkan Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya ke wilayah Israel. Sejauh ini, 36 warga Gaza, termasuk 10 anak-anak, dilaporkan tewas. Sementara Israel melaporkan lima korban jiwa akibat serangan Hamas.

Utusan Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland menyoroti eskalasi ketegangan. Menurutnya, Israel dan Palestina sedang menuju perang skala penuh. “Hentikan gejolak segera. Kita meningkat menuju perang skala penuh. Para pemimpin di semua sisi harus mengambil tanggung jawab deeskalasi,” kata Wennesland melalui akun Twitter pribadinya pada Selasa (11/5), dikutip laman Anadolu Agency.

Dia pun mengkhawatirkan situasi di Jalur Gaza. “Dampak perang di Gaza sangat menghancurkan dan ditanggung oleh masyarakat biasa. PBB sedang bekerja dengan semua pihak untuk memulihkan ketenangan. Hentikan kekerasan sekarang,” ujarnya.

Memanasnya situasi di Gaza tak terlepas dari eskalasi ketegangan di wilayah Yerusalem Timur. Sejak akhir pekan lalu, ribuan warga Palestina memprotes rencana Israel menggusur keluarga-keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah. Aksi itu berujung bentrok.

Kerusuhan juga terjadi di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa. Aparat keamanan Israel menembaki warga Palestina di sana dengan granat kejut dan peluru karet. Lebih dari 500 orang mengalami luka-luka. 

Tindakan Israel tersebut menuai kecaman dari dunia internasional, khususnya negara-negara Muslim dan Arab. Penyerangan terhadap warga Palestina di sekitar Al-Aqsa menjadi alasan utama Hamas dan kelompok perlawanan Palestina di Gaza melancarkan serangan roket ke Israel. 

 

 

 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement