Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dafin Aidin

Nggak Dapet THR? Jangan Sedih! Yuk nostalgia 4 mainan anak 90-an yang wajib dibeli dari uang hasil T

Gaya Hidup | Tuesday, 11 May 2021, 13:01 WIB

Lebaran Idul Fitri adalah sebuah momen langka yang kita alami setahun sekali. Momen di mana semua anggota keluarga besar hadir untuk bersilaturahmi dan saling meminta maaf. Beda sama orang dewasa yang menjadikan lebaran sebagai sarana silaturahmi, para bocil (bocah cilik) malah manfaatin lebaran sebagai momen mengumpulkan uang lewat THR.

Sudah jadi sebuah kebiasaan yang nggak bisa kita pisahkan pas lebaran orang-orang dewasa kasih THR ke bocil, sehingga bisa kita bilang lebaran itu surganya para bocil. Kenapa? Coba kita pikir, kapan lagi para bocil bisa dapat uang yang bisa mereka pakai untuk beli apapun yang mereka mau, salah satunya mainan.

Nah, buat kamu yang tahun ini nggak dapet THR karena udah gede, jangan sedih. Aku bakal buat kamu senyum-senyum sendiri inget 4 mainan yang sering dibeli dari uang hasil THR pas lebaran.

Pistol mainan

Wah ini mah list yang wajib masuk buat para bocil khusunya yang cowok. Kalau aku dulu setelah shalat Idul Fitri, langsung lari serbu abang-abang pedagang asongan yang jualan mainan ini. Selain beli buat main perang-perangan, mainan ini juga bisa nambah kegantengan dan karisma yang punya. (ceilah)

Dari mainan ini juga kita bisa liat kelas ekonomi bocil tersebut. Bocil yang ekonomi kelas menengah ke bawah biasanya sih jenis pistol mainan yang mereka punya adalah handgun dan shotgun dengan kisaran harga puluhan ribu. Kalau bocil ekonomi kelas menengah ke atas biasanya jenis pistol mainannya adalah assault rifle yang kisaran harganya ratusan ribu.

Mini 4WD (Tamiya)

Jauh sebelum bocil jaman now pamer skin game mobile legend yang mereka punya, bocil jaman dulu udah lakuin hal itu di mainan tamiya mereka.

Di samping beli tamiya buat main balap-balapan bareng teman, Tamiya jadi benda yang berfungsi jadi alat pamer yang wow saat itu. Kita rela pake uang THR untuk ganti dinamo biar tamiya kita jadi kencang lajunya. Rela keluarkan uang buat beli sasis (rangka) biar tamiya kita terlihat keren. Bahkan dulu aku rela keluarkan uang buat beli baterai yang mahal karena sebagus apapun tamiya yang kita punya kalau pakai baterai yang mereknya 3 huruf abjad, bakal keliatan cupu. Hehehe

Gasing Beyblade

Seiring dengan boomingnya kartun Beyblade tahun 2000-an, gasing kemudian jadi populer di kalangan para bocil masa itu. Selain banyak penjual yang jual gasingnya aja, saat itu juga mulai banyak dijual perlengkapan gasing berupa arena tarung berbentuk piringan yang berbahan plastik dan metal.

Keseruan yang ditawarkan permainan ini adalah suara gesekan dan percikan bunga api ketika dua atau lebih gasing saling bertabrakan adu kekuatan. Apalgi jadi sebuah kebanggaan ketika kita bisa membuat gasing lawan terpental dari arena tarung.

Hal unik yang pernah aku coba selama main gasing adalah pake wajan di dapur untuk dijadiin arena tarung gasing. Ya karena alasan uang THR yang udah habis karena beli maninan lain, bentuk wajan itu mirip sama arena tarung yang dijual di pasaran makanya milih pake wajan. Dan yang terpenting izin ke ibu dulu biar nggak kena omel hehehe.

E-Star Brick Game (gimbot)

Merupakan salah satu varian gimbot yang paling popular di kalangan bocil pada tahun 90 dan 2000-an saat itu. Game portable yang isinya beberapa game sederhana kayak tetris, snake, sama balap mobil. Walaupun game-gamenya sederhana, nggak buat gimbot ngebosanin. Contoh, game balap mobil sama tetris yang bis akita atur kcepatannya untuk naikan tingkat kesulitannya.

Gimbot jadi popular selain Karena harganya yang murah meriah, juga karena kita bisa beli mainan ini nggak cuma di toko mainan. Tapi juga bisa kita beli di pedagang asongan yang sering mangkal di pasar, terminal, stasiun bahkan Pelabuhan.

#BagiBagiRejekiLebaran

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image