Selasa 11 May 2021 03:10 WIB

749 Desa di Lampung Blank Spot Internet

Sebagai tahap awal, akan dipilih 100 desa dahulu untuk dibangun jaringan internet.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Layanan internet (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Layanan internet (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sebanyak 749 desa di Provinsi Lampung masih berstatus blank spot jaringan internet. Pemprov Lampung secara bertahap akan membebaskan desa-desa tersebut dari area belum tersentuh jaringan internet, untuk memudahkan komunikasi dan pembangunan di desa.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Fahrizal Darminto mengatakan, ratusan desa di Lampung akan dibebaskan dari blank spot jaringan internet, agar pembangunan dan komunikasi dapat berjalan dengan baik. "Kami kerja sama dengan PT Telkom untuk mempercepat pembangunan infraktruktur jaringan telekomunikasi internet," kata Fahrizal Darminto di Bandar Lampung, Senin (10/5).

Baca Juga

Saat ini, di Lampung terdapat 2.435 desa, 749 desa masih berstatus blank spot jaringan internet. Pemprov Lampung berusaha untuk membebaskan ratusan desa tersebut dari tidak tersedianya jaringan infrastruktur komunikasi. Hal ini untuk memberikan dampak dalam pembangunan dan komunikasi di desa tersebut.

Fahrizal mengatakan, saat Musrenbangnas yang lalu Presiden Jokowi telah memberikan arahan selain akan dimulainya konektivitas 5G, dalam menghadapi kompetisi global yang semakin cepat, para perencana harus betul-betul mempertimbangkan perkembangan Iptek.

Selain menyukseskan Program Smart Village yang memanfaatkan kemajuan teknologi khususnya layanan internet, penanganan desa blank spot internet ini juga untuk mendorong perkembangan BUMDes dan UMKM di desa-desa. "Pemerintah ingin mendorong supaya masyarakat di desa bisa menikmati layanan internet," ujar Fahrizal, yang pernah menjabat kepala Bappeda Lampung.

General Manager PT Telkom Wilayah Lampung Susila Sihombing mengatakan, solusi yang dapat diambil diantaranya membangun infrastruktur internet yaitu fiber optik dan jaringan radio (wireless), membangun layanan aplikasi desa pintar yang menghubungkan seluruh administrasi desa dan mendorong BUMDes dan UMKM memiliki pangsa pasar.

"Untuk tahap awal, dari 749 desa (blank spot) akan dipilih 100 desa dahulu untuk dibangun, karena di sana sudah ada resource-nya," ujar Susila Sihombing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement