Selasa 11 May 2021 05:01 WIB

Syaikh Ahmad Al Kurani: Keteladanan Sang Guru Sultan Ottoman

Keteladanan Sang Guru Sultan Ottoman

Sultan Muhammad Al Fatim memimpin bala tentara Ottoman shalat ketika hendak menaklukan Konstantinopel. Di belakangnya tampak Syekh Ahmad al Kurani.
Foto: google.com
Sultan Muhammad Al Fatim memimpin bala tentara Ottoman shalat ketika hendak menaklukan Konstantinopel. Di belakangnya tampak Syekh Ahmad al Kurani.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Umair Fahmiddin, Lc., Dipl, Ketua Umum PCIM Mesir 2020-2022, Mahasiswa S2 Tafsir, Universitas Al-Azhar, Kairo.

Di balik kehebatan Sultan Muhammad Al Fatih, ada guru-guru luar biasa yang membersamainya. Salah satunya Syaikh Ahmad Al Kurani. Kedekatan Sultan  dengan para ulama kian mesra manakala Ramadhan tiba. Ia akan mengundang para ahli tafsir ke istana setelah shalat Dhuhur untuk mendaras Alqur’an dan menyampaikan tafsirannya.

Pasca runtuhnya Baghdad, para sarjana Muslim berbondong-bondong datang ke Mesir. Al-Azhar dipilih dan berkembang menjadi kiblat ilmu keislaman dunia. Sederet ulama hebat lahir dari rahimnya, seperti Al-Hâfiz Ibnu Hajar al-Asqalani, Ibnu Kholdun, hingga Syaikh Ahmad bin Ismail Al Kurani.

Nama terakhir ini adalah guru Sultan Muhammad Al Fatih, yang mengantarkannya hingga ke gerbang kemenangan. 

Syaikh Ahmad bin Ismail Al Kurani (893 H) adalah sosok âlim yang melakukan perjalanan ke berbagai negeri. Pada tahun 835 H, ia berhijrah ke Kairo. Di sana, ia belajar kepada ulama-ulama terkemuka Al-Azhar, seperti Al-Hâfiz Ibnu Hajar al-Asqalani, darinya ia mengkaji kitab Shahih Bukhari dan Syarh al-Fiyâh al-Irâqî; Zainuddin Az-Zarkasy; Syamsuddin As-Syarwani, dll. 

Semangat Syaikh Ahmad Al-Kurani dalam belajar dan mengajar sangat luar biasa. Ini bisa dilihat dari karyanya yang beragam, mulai dari tafsir, hadis, usul fiqih, bahasa, dll. Kitab Ghâyah al-Ma'âni fi Tafsîr al-Kalâm ar-Rabbânî adalah kitab tafsir yang disusunnya sebanyak 7 jilid dan ditulis selama tujuh tahun.  

Pecat Syaikh Kurani sebagai Hakim, Sultan Muhammad Al-Fatih Menyesal

Keterangan foto: Syaikh Ahmad Al Kurani

Hubungannya dengan Muhammad Al Fatih terjalin sejak Sultan Murad II mengamanahkan pendidikan putranya pada sosok luar biasa ini. Ada satu kisah masyhur saat Sultan Murad II menyerahkan tongkat yang bisa digunakannya untuk memukul Al Fatih. 

“Ayahmu memintaku datang untuk mengajarimu. Jika engkau tidak menurut, maka aku akan memukulmu.” Awalnya perkataan Sang Guru hanya dianggap angin lalu. Hingga ia benar-benar dipukul dengan keras dan seketika membuatnya jera.

Sejak saat itu, guru dan muridnya itu seakan tak terpisahkan. "Aku dan dia (Al-Fatih) punya kedekatan yang kuat, seperti kedekatan orang tua dan anaknya," ujarnya. Interaksi itu memberi pengaruh dalam pembentukan pribadi tangguh dan hormat pada ulama. Al Fatih tak segan memberi bantuan langsung jika ia mendengar ada seorang âlim sedang kesusahan. 

Maka terbuktilah, di tangan seorang pendidik yang rabbani lahirlah pemimpin terbaik dari pasukan terbaik pembebas Konstantinopel sebagaimana yang dinubuwatkan Rasulullah SAW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement