Senin 10 May 2021 18:16 WIB

Lembaga Kajian ITB AD Dukung Gerakan Wakaf Produktif

ITB AD diharapkan jadi pusat kajian berkelajutan pengembangan wakaf persyarikatan

Seminar Nasional dan Launching Center for Sutainable Awqaf Studies (CSAS) ITB AD, Ahad (9/5).
Foto: Muhammadiyah
Seminar Nasional dan Launching Center for Sutainable Awqaf Studies (CSAS) ITB AD, Ahad (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai inovasi dapat di lakukan untuk menggali potensi ekonomi umat. Salah satu caranya dengan gerakan wakaf produktif. Namun untuk ini harus terlebih dahulu dilakukan kajian yang matang terkait dengan literasi, kelembagaan, tantangan serta potensi wakaf kata ketua Lembaga kajian ITB AD dalam pengantar seminar Pitri Yandri.

Tampil sebagai pembicara kunci Dr Mukhaer Pakkana SE, MM menyampaikan dalam Seminar Nasional dan Launching Center for Sutainable Awqaf Studies (CSAS) ITB AD, Ahad (9/5) lalu secara virtual. Kata Mukhaer, pengelolaan wakaf Muhammadiyah masih jauh dari kata optimal, di saat yayasan lain sudah bergerak maju mengembangkan inovasi wakaf misalnya wakaf produktif dan crowdfunding. Muhammadiyah masih berkutat dengan urusan administrasi dan legalitas sehingga pemanfaatan aset wakaf masih banyak yang terbengkalai terutama aset wakaf tidak bergerak.

Baca Juga

Mukhaer mengharapkan ITB AD benar-benar dapat menjadi pusat kajian yang berkelajutan untuk pengembangan wakaf persyarikatan di Indonesia.  

Speerti dalam siaran pers, Senin (10/5), Wakil ketua Majelis Wakaf PP Muhammadiyah yang juga sekjen MUI, mengharapkan agar CSAS ITB AD yang merupakan satu-satunya PTM di Indonesia yang memiliki pusat kajian wakaf dapat menjadi mitra Majelis Wakaf PP Muhammadiyah untuk mempersiapkan dengan matang studi kelayakan pengembangan wakaf persyarikatan yang lebih produktif untuk kemaslahatan umat.  

Hadir pula dalam acara tersebut, Sekretaris Wakaf PP Muhammadiyah Dr Fetrimen. Ia menegaskan bahwa saat ini Majelis Wakaf PP Muhammadiyah tengah menyelesaikan inventarisasi tanah wakaf Muhammadiyah se-Indonesia yang dilaporkan di muktamar Muhammadiyah yang akan datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement