Senin 10 May 2021 16:10 WIB

Stabilkan Harga Gula, Disperindag Gelar Operasi di 11 Pasar

Pemprov Jabar menstabilkan harga gula pasir sesuai HET Rp 12.500 per kilogram.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja mengemas gula pasir ke dalam plastik di pasar baru Indramayu, Jawa Barat, Kamis (12/3/2020).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Pekerja mengemas gula pasir ke dalam plastik di pasar baru Indramayu, Jawa Barat, Kamis (12/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mulai mengantisipasi lonjakan harga komoditas barang kebutuhan pokok menjelang Lebaran Idulfitri. Pemantauan harga, pasokan, dan stok intens dilakukan di 27 kabupaten/kota se-Jabar. 

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jabar M Arifin Soedjayana, terjadinya lonjakan harga berpotensi pada tiga atau dua hari sebelum Lebaran. Saat itu, masyarakat akan berbondong-bondong membeli barang kebutuhan pokok untuk menyambut Lebaran.

"Upaya yang dilakukan adalah memantau harga  dengan maksud agar stabilitas harga terjaga, memantau pasokan dan stok barang. Jangan sampai barangnya kurang," ujar Arifin, Senin (10/5).

Untuk saat ini, kata dia, fluktuasi harga pangan hanya terjadi pada gula pasir. Harga rata-rata gula pasir hari ini  berada di angka Rp 13.700 per kilogram. Sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah Rp 12.500.

"Karena konsumsi gula pasir menjelang hari raya Idulfitri konsumsinya tinggi yang mengakibatkan harga tinggi yaitu rata-rata sebesar Rp 13.700 per kilogram," katanya.

Menurutnya, upaya Pemprov Jabar untuk menstabilisasi harga gula pasir sesuai harga eceran tertinggi (HET), yaitu sebesar Rp 12.500,- dilaksanakan operasi pasar dari distributor penugasan Kementerian Perdagangan RI selama 6 hari. "Operasi pasar dari tanggal 4 Mei sampai dengan 9 Mei 2021 di 11 pasar Kota Bandung," kata Arifin.

Arifin mengatakan, selain memantau harga, pasokan dan stok barang, Pemda Provinsi Jabar berupaya secara intens memonitor perkembangan harga di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat dan melakukan stimulus. Salah satu stimulus yang dilakukan adalah mengecek langsung harga dan pasokan ke pasar-pasar dan toko swalayan.

"Dua atau tiga hari terakhir menjelang hari raya Idulfitri, kami akan mengajak Gubernur Jabar, Satgas Pangan Provinsi Jawa Barat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Barat untuk melakukan pengecekan langsung ke pasar-pasar rakyat. Ini dapat memberikan stimulus yang kuat agar harga mendekati kestabilan," paparnya. 

Disperindag Jabar, kata Arifin, bersama Bank Indonesia (BI) Jabar akan memberikan perhatian khusus untuk memantau harga daging sapi dan daging ayam broiler. Harga kedua komoditas tersebut memiliki kecenderungan melonjak menjelang Idulfitri. 

"Jabar untuk produksi ayam broiler surplus. Tapi harga di pasar sering naik. Pedagang suka bilang setahun sekali. Jadi kita akan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada pedagang," katanya. 

Selain itu, kata dia, ada program Pasar Juara. Pasar Juara ini tidak hanya dari fisik, tapi juga dari mental pedagang dan pengelola pasar, untuk menaikkan harga jangan terlalu tinggi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement