Senin 10 May 2021 15:35 WIB

Menteri Investasi Dorong Pusat Pengembangan Ekonomi Baru

Kabupaten Lebak memiliki potensi kawasan industri seluas 3.000 hektare.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Foto: ANTARA /Zabur Karuru
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia berkunjung ke Kabupaten Lebak pekan lalu. Kunjungan itu bertujuan mendorong pusat pengembangan ekonomi baru Provinsi Banten. 

Didampingi Ketua Kadin Banten Mulyadi Jayabaya dan Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional Kadin Arsjad Rasyid, Bahlil mengunjungi wilayah rencana pembangunan pintu tol Cileles di jalan tol Serang-Panimbang. Kemudian mendatangi wilayah yang berpotensi menjadi kawasan industri terpadu di Lebak.

Ia menaruh perhatian khusus pada pengembangan provinsi paling barat Pulau Jawa ini. Seperti di wilayah Kabupaten Batang dengan unggulan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Kabupaten Lebak juga memiliki potensi sama. Terdapat tanah seluas 3.000 hektare di Kawasan Industri Cileles yang clean and clear sehingga siap dikembangkan, guna menarik investor. 

Lokasi tersebut terletak 300 meter dari rencana pintu tol Cileles dan 6 kilometer dari rencana pintu tol Bojong. “Kehadiran saya di sini seperti pulang ke kampung sendiri. Pembangunan jalan tol Serang-Panimbang dapat membuka kawasan-kawasan ekonomi baru. Konektivitas antara Jakarta-Cilegon-Rangkasbitung di wilayah Banten ini," ujarnya lewat keterangan resmi, Senin (10/5).

Adanya kawasan industri di sini, kata dia, akan meningkatkan aktivitas ekonomi di wilayah Lebak. Sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan dan memberdayakan pelaku usaha sekitar.

Ia menjelaskan, Kementerian Investasi atau BKPM tidak hanya memiliki kewajiban memfasilitasi investor yang akan berusaha di Indonesia, tapi juga mendorong infrastruktur dan fasilitas pendukung investasi. Banyaknya kawasan industri di Indonesia akan menambah pilihan bagi investor, serta meningkatkan daya saing Indonesia dibanding negara lain. 

“Kami akan buat masterplan pengembangan Kawasan Industri Terpadu di Lebak. Ini akan didorong seperti KIT Batang. Akses dekat pintu tol Bojong (Serang-Panimbang Fase 2) selesai 2023,” tegasnya. 

Bahlil menambahkan, terdapat peluang pengembangan proyek percontohan perikanan, terutama ikan patin, menggunakan teknologi. Konsepnya akan memberdayakan masyarakat sekitar dengan sistem plasma inti, dengan lahan yang tersedia seluas 13 hektare.

Mulyadi Jayabaya yang juga mantan Bupati Lebak 2003 sampai 2013 menyampaikan, dalam pengalamannya mengelola Kabupaten Lebak, terdapat beberapa sektor investasi yang berpotensi dikembangkan. Meliputi perumahan pemukiman, perkebunan dan kawasan industri. 

“Kami senang Bapak Menteri berkunjung ke Lebak lihat potensi-potensi usaha yang ada di sini. Supaya Pak Menteri ingat selalu ke Lebak. Ada potensi kawasan industri di Cileles seluas 3.000 hektare. Tadi juga saya bawa ke Sentra Patin. Peluangnya bagus, potensinya produksi sampai 700 ton dalam satu bulan. Kita juga akan lakukan pembinaan kepada petani. Kita berikan pendidikan dasarnya supaya jalan,” kata Mulyadi.

Provinsi Banten berada pada peringkat keempat lokasi tujuan investasi terbesar pada kuartal I 2021 dengan nilai investasi Rp 14,8 triliun. Nilai tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 7,0 triliun, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 7,8 triliun. 

Sepanjang periode 2016 sampai kuartal I 2021, realisasi investasi di Kabupaten Lebak sebesar Rp 7,5 triliun. Nilai ini berada pada posisi 7 dari 8 kabupaten/kota di Provinsi Banten. Tiga besar realisasi investasi di Provinsi Banten berada di Kabupaten Tangerang dengan nilai sebesar Rp 87,27 triliun, Kota Cilegon Rp 84,33 triliun, dan Kabupaten Serang Rp 37,99 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement