Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Caecilia Maura

Tugu Pamulang Belum Memberi Arti Pulang

Info Terkini | Sunday, 09 May 2021, 22:09 WIB
Tugu Pamulang yang terletak di Jalan Siliwangi. Foto: Republika/Eva Rianti

Jauh di tepian selatan //

Bagaikan tanah tak bertuan //

Terasing dan tak tentu arah //

Mungkin kau kan ke sini kapan-kapan //

[........]

Selalu beri arti pulang //

Kawanku tlah tumbuh seribu //

Doaku akan slalu pulang ke Pamulang //

Lagu berjudul Pulang Ke Pamulang yang dinyanyikan oleh duo Endah N Rhesa ini ramai diperbincangkan di bulan Oktober tahun 2020 lalu. Sesuai dengan lirik Bagaikan tanah tak bertuan // Terasing dan tak tentu arah, Pamulang saat ini memang sedang berkembang menuju wilayah yang lebih maju. Sekitar lima tahun lalu, Pamulang memulai pembangunannya, terutama di beberapa jalan utama. Jalan Pamulang Raya yang menjadi penghubung antara kota Jakarta, Depok, Bogor, dan Tangerang, diperbaiki demi menciptakan rasa aman dan nyaman bagi siapapun yang melewatinya. Jalan utama yang diperluas ini sempat menyuguhkan kemacetan tak terurai dan beberapa insiden kecelakaan, akibat tiang listrik yang masih terpasang di tengah jalan, bahkan setelah jalan bisa diakses warga.

Namun kini, Pamulang sudah banyak berubah. Tidak ada lagi tiang listrik di tengah jalan utama, meski macet masih ada di setiap jamnya. Kemacetan di Pamulang pun perlahan mulai menunjukkan titik terang menuju kelancaran. Menjadi pusat pemerintahan kota Tangerang Selatan tentu menuntut Pamulang untuk berbenah dan mempercantik diri setiap hari. Meski demikian, masih banyak keganjilan serta kejanggalan yang memaksa Pamulang untuk sejenak berhenti berkembang.

Pada tanggal 8 April 2021, jagad dunia maya ramai dengan cuitan akun Twitter @handjobservice yang mengunggah perbedaan bentuk antara desain dan realita dari Tugu Pamulang. Tugu yang terletak pada Bundaran Pamulang di Jalan Siliwangi ini menyita perhatian warganet karena jauhnya perbedaan antara desain dengan realisasi yang ada. Warganet berbondong-bondong mencecar dan mencari kejanggalan apa yang terjadi, sampai akhirnya tugu ini pun viral di media sosial.

Media massa kemudian ramai memberitakan keberadaan Tugu Pamulang dengan mengutip ucapan pemerintah, mulai dari Wali Kota Tangerang Selatan, anggota DPRD Tangerang Selatan, pemerintah Provinsi Banten, hingga Kepala PUPR Provinsi Banten. Muncul kesimpangsiuran informasi mengenai Tugu Pamulang ini. Terjadi polemik yang cukup pelik mengenai tugu yang digadang-gadang menjadi ikon dari Pamulang ini. Pemerintah pun seakan saling lempar tanggung jawab mengenai apa yang sebenarnya terjadi dengan pembangunan Tugu Pamulang ini.

Tugu yang saat ini terlihat ditutupi pagar seng di sekelilingnya, dianggap tidak dapat menjadi ikon atau representasi dari Pamulang. Masyarakat mengharapkan ada itikad baik dari pemerintah untuk memperbaiki atau bahkan mengganti tugu dengan sesuatu yang lebih merepresentasikan Pamulang. Seperti apakah harapan warga Pamulang terhadap tugu yang dikabarkan akan direnovasi secepatnya ini?

Keberadaan Tugu Pamulang di Mata Warga

Dilansir dari republika.co.id, Tugu Pamulang sudah berdiri sejak tahun 2018, dengan pengerjaan yang dimulai satu tahun sebelumnya. Posisinya yang berada di jalan utama Pamulang membuat warga Pamulang tentu tidak mungkin tidak tahu keberadaan tugu ini. Kegiatan sehari-hari warga Pamulang pasti akan melewati bundaran tempat tugu berdiri, sehingga ini bukan pemandangan yang janggal bagi mereka.

Sebelum dibangun menjadi sebuah tugu, bundaran ini dipergunakan sebagai tempat memasang papan reklame. Namun, pembangunannya memang tidak pernah diinfokan akan membentuk sebuah tugu. Info yang beredar, pemilik papan reklame yang sebelumnya berada di lokasi tugu berdiri, bahkan tidak tahu akan pembangunan tugu ini. Azrina (29 tahun), seorang warga Pamulang mengaku ia mengetahui adanya pembangunan di bundaran Pamulang, tapi tidak menyangka akan menjadi sebuah tugu dengan bentuk seperti saat ini. Hal ini juga disetujui oleh Deebarr (20 tahun), warga Pamulang lainnya.

"Awalnya itu kan kayak kolam ikan gitu, kirain yaudah diperbaiki aja. Nggak expect juga kalo (Tugu Pamulang) jadinya kerangka doang gitu. Kirain bakal dibangun yang nutup gitu lah." ucap Deebarr saat diwawancara pada Selasa (4/5).

Januar (39 tahun)--bukan nama sebenarnya, pengelola laman instagram @info.pamulang juga membeberkan banyak pula warga Pamulang yang tidak mengetahui desain awal maupun proses pembangunannya sendiri. Disinyalir, ketidaktahuan ini akibat kurangnya koordinasi antara pemerintah provinsi Banten, dan pemerintah kota Tangerang Selatan kepada warga Pamulang.

"Di Pamulang sendiri karena setiap hari ngeliat, kita (warga Pamulang) juga yang biasa-biasa aja. Awalnya emang aneh, pertama kali liat kayak 'ini apa sih?', dan belum banyak yang bahas juga. Dulu juga mikirnya 'ah ini mah belom finishing kali'. Eh ternyata yaudah gitu doang." ucap Januar saat diwawancara pada Kamis (29/4).

Pamulang memang seringkali viral karena beberapa hal yang cukup menghebohkan. Selain lagu Pulang Ke Pamulang, wilayah ini juga tak jarang diberitakan menjadi lokasi penangkapan dan penembakan jaringan teroris yang bermukim di beberapa titik di wilayah Pamulang. Berita teranyar, mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman, diamankan oleh Tim Densus 88 di rumahnya yang juga berlokasi di Pamulang pada Selasa (27/4).

Urgensi Pembangunan Tugu

Pamulang yang hingga saat ini masih melaksanakan banyak pembangunan di berbagai titik, tentu memiliki banyak urgensi lain. Namun nyatanya, banyak pembangunan di beberapa titik Pamulang yang malah mangkrak. Pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) yang mangkrak bahkan terlihat berada di sekitar lokasi tugu. Urgensi pemerintah dalam membangun tugu masih belum terlihat jelas, selain adanya gengsi dalam memiliki suatu bangunan atau ikon yang merepresentasikan wilayah ini. Namun sayang, Tugu Pamulang belum berhasil merepresentasikan Pamulang, bahkan provinsi Banten.

Pembangunan JPO yang mangkrak. Foto: Google Maps

Dengan masuknya toko-toko dan restoran berskala besar yang mulai melirik dan membuka gerai mereka, Pamulang saat ini sedang berproses menuju wilayah yang lebih maju. Infrastruktur seperti jalan dan sekolah sudah seharusnya menjadi prioritas pemerintah dalam pembangunan demi memberikan kenyamanan bagi warganya beraktivitas. Penataan ruang dan estetika bisa dikategorikan sebagai tambahan bagi pembangunan, yang belum terlalu penting untuk dilaksanakan.

"Kalo jalanan udah rapi, udah bagus, bisa sih dipertimbangkan adanya pembangunan tugu itu," ujar Januar.

Sementara itu, Deebarr berpendapat bahwa pemerintah memang tidak pernah serius dalam melaksanakan pembangunan di Pamulang. Masih banyak proyek-proyek pembangunan di wilayah Pamulang yang terhenti dan dibiarkan begitu saja, sama kasusnya dengan pembangunan tugu ini.

"Nggak heran sih, tiba-tiba (pembangunan) berhenti kayak yang JPO itu, terus waterboom yang deket (pangkalan) taksi. Banyak (proyek) yang sering berhenti gitu aja." ucap Deebarr.

Akses jalan utama Pamulang kini memang sudah lebih baik dibandingkan 10 tahun yang lalu. Namun, banyak proyek pembangunan pemerintah yang mangkrak mengakibatkan Pamulang belum berhasil mendeklarasikan dirinya sebagai wilayah menuju modern. Hal ini diperparah dengan banyaknya jalanan-jalanan di seputaran wilayah Pamulang yang masih rusak bahkan menuju hancur. Hal ini perlu diperbaiki oleh pemerintah, mengingat jalan di Pamulang hampir setiap hari dilewati oleh pengendara roda dua, empat, bahkan truk tidak hanya sekali dua kali. Demi meminimalisir kecelakaan jalan raya, pemerintah tentu harus lebih mengutamakan renovasi jalan rusak, ketimbang pembangunan tugu.

Renovasi Terganjal Realokasi

Wacana renovasi Tugu Pamulang santer dibicarakan oleh pemerintah, baik dari provinsi maupun kota. Tugu yang merupakan proyek pemprov Banten ini membuat pemkot Tangerang Selatan mati langkah untuk mengganti bentuk atau membangun ulang Tugu Pamulang.

Pagar-pagar seng yang kini menutupi sekitar Tugu Pamulang diasumsikan sebagai langkah awal pemerintah dalam membangun kembali tugu. Tapi sejauh ini, masih belum ada informasi mengenai renovasi tugu, selain adanya informasi mengenai sayembara desain Tugu Pamulang yang diumumkan oleh Gubernur Banten. Hingga artikel ini ditulis, masih belum ada juga informasi lanjutan mengenai sayembara desain Tugu Pamulang.

Mengenai berlangsungnya sayembara ini, Januar berharap semoga hasilnya bisa dijadikan contoh desain awal dari Tugu Pamulang yang baru. Ia berdoa, semoga renovasi ini tidak lagi membuat Pamulang menjadi viral karena berita yang kurang mengenakkan.

Pendapat berbeda juga datang dari Azrina, karena perbedaan pendapat adalah hak setiap individu bukan? Menurutnya, ketimbang melakukan sayembara desain untuk renovasi Tugu Pamulang, ia lebih setuju kalau tugu tersebut dibongkar, kemudian dilakukan pembangunan taman di Bundaran Pamulang.

"Bikin sayembara desain tuh ngeluarin duit lagi, belum prosedurnya yang pasti rumit," ucapnya.

Realokasi anggaran pembangunan tugu diakui Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten, Tranggono, masih terganjal birokrasi dan pandemi, sehingga belum bisa ditindaklanjuti. Ia tidak menyangkal bahwa pembangunan tugu sesuai konstruksi awal menghabiskan anggaran sekitar Rp300 juta, dan dalam penyempurnaan desain dari Pemkot Tangsel menghabiskan tambahan biaya sebesar Rp200 juta.

Masih banyak hal yang bisa menjadi fokus pemerintah, baik provinsi maupun kota mengenai pembangunan di Pamulang ketimbang renovasi atau bahkan pembangunan tugu baru. Setidaknya, proyek-proyek mangkrak yang esensial dan diperlukan oleh banyak warga harus diselesaikan terlebih dahulu, ketimbang menjadi rangka-rangka tidak berguna yang hanya membuat wajah Pamulang terlihat gersang, tandus, dan tidak terurus.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image