Kamis 13 May 2021 13:03 WIB

Pertamina Dorong UMK Binaan Pikat Pasar Global

Melalui kemitraan, Pertamina ingin menghadirkan energi yang menggerakan roda ekonomi

Mitra binaan Pertamina pemilik usaha fashion Apikmen ini punya segudang cerita menarik saat merintis bisnisnya.
Foto: Pertamina
Mitra binaan Pertamina pemilik usaha fashion Apikmen ini punya segudang cerita menarik saat merintis bisnisnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan senantiasa mendorong kreativitas mitra binaannya hingga menjadi usaha mikro dan kecil (UMK) naik kelas. Apalagi terkait usaha yang menyangkut kelestarian budaya Indonesia, Pertamina berkomitmen untuk terus mendukungnya Hingga UMK tersebut bisa menuju Go Global dan menembus pasar internasional.

Dukungan inilah yang juga telah diterima oleh Agus Tri Santosa. Mitra binaan Pertamina pemilik usaha fashion Apikmen ini punya segudang cerita menarik saat merintis bisnisnya. "Kita waktu jalan-jalan ketemu satu toko batik di mal, mereka nawarin karena saya pakai batik, penjual itu bilang 'kayaknya kamu memang penggemar batik, bikin saja, masukin ke sini'," tutur Agus.

Baca Juga

Produksi 10 potong batik yang pertama kali dilakukan pada 2011 itu ternyata habis terjual dalam waktu singkat. Agus dan Elva, istrinya, memutuskan serius mendirikan Apikmen diambil dari bahasa Jawa, yang dalam bahasa Indonesia berarti bagus sekali.

Agus menjelaskan, dalam proses produksi Apikmen menggandeng lebih dari 15 perajin dari berbagai kota. Mengusung tagline etnik, seje (berbeda dalam bahasa Indonesia), dan gaya, Apikmen tak pernah absen dari gelaran Indonesia Fashion Week sejak 2012 sampai 2016. Selain busana, Apikmen memiliki beragam produk seperti sajadah, topi, dan tas souvenir. Keunggulan Apikmen dinilai terletak pada desain tak biasa dan perpaduan warna.

Tak sampai di sana, Apikmen juga berkesempatan serta dalam berbagai pameran busana etnik di luar negeri, seperti Turki, Afrika Selatan, Jepang, hingga Rusia. Agus memaparkan, sebelum berangkat pameran pihaknya melakukan riset terlebih dahulu untuk menyesuaikan produk dengan selera negara tujuan. Dengan begitu, dia bisa menyesuaikan selera warna ataupun motif yang disukai di negara tersebut. Sehingga produknya akan banyak diminati karena memadukan budaya khas Indonesia dan etnik lokal negara tujuan.

Dibantu oleh delapan karyawan, Apikmen bisa meraup omzet sampai Rp 40 juta per bulan. Dalam hal pemasaran, Agus memiliki sebuah gerai di Stasiun MRT Fatmawati dan memanfaatkan media sosial @apikmenbyats serta beberapa marketplace Apikmen untuk menggaet banyak pelanggan. Kini, produknya sudah dipasarkan hampir di seluruh wilayah Indonesia ditambah negeri jiran Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement