Ahad 09 May 2021 01:21 WIB

Turki Sebut Israel Lakukan Teror pada Palestina di Al-Aqsa

Turki mengkritik Israel dan menuduhnya melakukan teror pada warga Palestina

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Kondisi Masjidil Aqsa pasca penyerangan polisi Israel jumat malam (7/5/2021).
Foto: Anadolu Agency
Kondisi Masjidil Aqsa pasca penyerangan polisi Israel jumat malam (7/5/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA--Pemerintah Turki mengkritik Israel dan menuduhnya melakukan teror pada warga Palestina dalam bentrokan baru-baru ini. Teror yang dituduhkan dilakukan Israel saat polisi Israel menembakkan peluru karet dan granat kejut ke arah pemuda Palestina di masjid al-Aqsa Yerusalem pada Jumat malam.

Dilansir dari Alarabiya English, bentrokan di situs tersuci ketiga Islam dan di sekitar Yerusalem Timur itu melukai 205 warga Palestina dan 17 petugas polisi. Bentrokan terjadi di tengah kemarahan yang meningkat atas potensi penggusuran warga Palestina dari rumah-rumah mereka di tanah yang diklaim oleh pemukim Yahudi.

Saat bentrokan berkobar, beberapa pejabat Turki mengkritik Israel dan menyerukan negara lain untuk menyuarakan kecaman. Kementerian Luar Negeri mendesak Israel untuk segera mengakhiri sikap provokatif dan permusuhannya.

"Israel harusnya malu dan mereka yang tetap diam dalam menghadapi serangan yang memalukan," kata Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin di Twitter pada Jumat malam.

“Kami meminta semua orang untuk melawan kebijakan pendudukan dan agresi negara apartheid ini,” tambahnya.

Direktur komunikasi Turki Fahrettin Altun mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa Israel melanggar hak asasi manusia dan akan membayar harganya. Karena pihak-pihak oposisi menggemakan kecaman pemerintah dalam tanda persatuan yang langka.

“Menyerang orang tak berdosa yang sedang berdoa jelas merupakan teror,” kata Altun.

"Kami melihat bahwa serangan terhadap orang-orang Palestina ini bertentangan dengan hak asasi manusia yang paling mendasar,"tambahnya.

Turki dan Israel telah mengalami perselisihan pahit dalam beberapa tahun terakhir meskipun ada hubungan komersial yang kuat. Mereka jug sudah saling mengusir duta besar pada tahun 2018.

Ankara telah berulang kali mengutuk pendudukan Israel di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap warga Palestina. Turki menyebut masalah tersebut sebagai "garis merah".

Bulan lalu, Turki juga mengutuk apa yang dikatakannya sebagai "upaya sistematis Israel untuk mengusir warga Palestina", merujuk pada kasus hukum yang sudah berjalan lama yang akan diadakan oleh Mahkamah Agung Israel pada hari Senin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement