Sabtu 08 May 2021 16:00 WIB

Ribuan Orang Mengungsi dalam Serangan Burkina Faso

Dalam 10 hari terakhir, serangan kelompok bersenjata tewaskan 45 orang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Ibu kota Burkina Faso, Ouagadougou.
Foto: Reuters/Joe Penney
Ibu kota Burkina Faso, Ouagadougou.

REPUBLIKA.CO.ID, OUAGADOUGOU -- Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mencatat, lebih dari 17.500 orang di Burkina Faso terpaksa mengungsi karena serangkaian serangan oleh kelompok bersenjata tak dikenal dalam 10 hari terakhir. Serangan itu menewaskan 45 orang.

Serangan oleh kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda dan ISIS di wilayah Sahel Afrika Barat telah   meningkat tajam sejak awal tahun. Kekerasan terjadi terutama di Mali, Niger, dan Burkina Faso sehingga warga sipil yang menanggung beban tersebut.

Pernyataan UNHCR ini mengatakan, bahwa orang-orang bersenjata telah melakukan serangkaian serangan di tiga wilayah terpisah, membakar rumah-rumah dan menembak mati warga sipil. Para penyerang juga menggeledah pusat kesehatan dan merusak rumah beserta toko.

"Jelas salah satu alasannya adalah menyebabkan kekacauan dan menyiksa warga sipil," kata juru bicara UNHCR Boris Cheshirkov dalam sebuah penjelasan di Jenewa seperti dikutip laman Aljazirah, Sabtu (8/5).

Menurutnya, situasi keamanan di wilayah Sahel memicu salah satu krisis pengungsian yang tumbuh paling cepat di dunia. Sumber keamanan mengatakan, bahwa penyerang bersenjata telah menewaskan sekitar 30 orang dalam serangan di sebuah desa di timur Burkina Faso.

Pekan lalu, dua jurnalis Spanyol dan seorang warga Irlandia tewas dalam penyergapan oleh tersangka pemberontak selama patroli anti-perburuan di dekat cagar alam di timur Burkina Faso. "Tren yang kami lihat hanya menunjukkan lebih banyak kekerasan yang akan datang," kata Che Zhirkov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement