Sabtu 08 May 2021 06:24 WIB

SMK Borsya Gandeng Perusahaan Korea dan China untuk Magang

Sejumlah anggota dewan hingga publik figur juga memberikan beasiswa bagi para siswa.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
CEO Brorsya Group sekaligus ketua Yayasan Borsya, Boris Syaifullah mengatakan, pihaknya bergembira atas mengalirnya dukungan dari kolega dan rekanan bisnisnya. Di antaranya berasal dari Korea, China, dan Indonesia.
Foto: Istimewa
CEO Brorsya Group sekaligus ketua Yayasan Borsya, Boris Syaifullah mengatakan, pihaknya bergembira atas mengalirnya dukungan dari kolega dan rekanan bisnisnya. Di antaranya berasal dari Korea, China, dan Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kebutuhan akan tenaga ahli di bidang telekomunikasi pada saat ini sangat tinggi sekali. Perkembangan teknologi yang begitu pesat harus di imbangi dengan SDM yang mumpuni di bidangnya. 

Oleh karena itu, Sekolah Menegah Kejuruan Telekomunikasi (SMK) Borsya, yang dibangun Yayasan BorSya Group di Sumbawa NTB mulai menerima siswa baru tahun ajaran 2021. Selain menerima siswa baru, SMK Borsya juga berhasil menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan asing untuk penempatan siswanya yang ingin magang di perusahaan tersebut. 

Menurut CEO Brorsya Group sekaligus ketua Yayasan Borsya, Boris Syaifullah, pihaknya bergembira atas mengalirnya dukungan dari kolega dan rekanan bisnisnya. Di antaranya berasal dari Korea, Cina, dan Indonesia.

“Dari Korea saya telah menanda tangani MoU untuk program magang peserta didik untuk kelas 3 yang akan dimulai pada tahun 2023 untuk ditempatkan di perusahaan sana," ujar Boris di Bandung, Jumat (7/5) Selain itu, sejumlah anggota dewan hingga publik figur juga telah mengonfirmasi bersedia memberikan beasiswa bagi para siswanya. 

Mengenai MoU dengan beberapa perusahaan asing, Boris meyakinkan, bahwa mereka memahami masalah SDM yang menjadiikan Indonesia belum begituk baik dalam pengerjaan infrastruktur di bidang telekomunikasi. “Rekanan kami umumnya penyuplai material. Sehingga tentunya sangat mengharapkan sekolah ini dapat melahirkan tenaga yang terampil di bidangnya," katanya.

Selama ini, kata dia, antara kebutuhan jaringan dan ketersediaan suplai, tidak seimbang. Dari segi material tidak banyak masalah. Tetapi SDM yang pelaksana teknis masih sangat langka. Itulah yang menjadi salah satu alasan SMK Borsya dibangun, bermaksud turut mengatasi kelangkaan tenaga kerja Teknik Telekomunikasi.

Untuk mengimbangi tingginya animo masyarakat yang ingin anaknya masuk SMKTel ini, kata Boris, pihak BorSya menyiapkan bangunan sementara berupa Ruko untuk menampung siswa tahun ajaran baru, di Jalan Setiabudi Sumbawa Besar. Khusus laboratarium bekerja sama dengan pihak Telekomakses.

Boris menjelaskan, ada dua jurusan yang diajarkan. Pertama adalah Teknik Transmisi Telekomunikasi yakni mendalami cara alat telekomunikasi bekerja dalam menyampaikan dan menerima informasi melalui teknologi fiber optik, sistem jaringan gelombang radio, teknologi satelit, serta teknologi sistem jaringan seluler dan wireless broadband.

Kedua, kata dia, jurusan Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi yakni mendalami bagaimana sebuah informasi bisa di sampaikan melalui kabel, logam, fiber optik, satelit maupun gelombang radio.

Boris mengatakan, bahwa SMK BorSya diupayakan sebagai Lembaga Pendidikan non komersial. Siswanya, merupakan penerima beasiswa dari perusahaan dan Lembaga yang memang membutuhkan lulusan terampil. 

PT BorSya Cipta Communica (BCC) holding dari BorSya Group didirikan pada 17 November 2015 sebagai perusahaan yang fokus kepada pengembangan teknologi Total Passive Solution (FTTX). Berlokasi di bandung Jawa Barat. Didirikan oleh Boris Syaifullah putra Labuan Kuris, Sumbawa NTB. Boris juga saat ini adalah ketua Assosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel Jawa Barat) dan Ketua Bidang Hubungan Korea Selatan di KADIN Jawa Barat). 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement