Sabtu 08 May 2021 05:18 WIB

Kepala Daerah Diminta Antisipasi Lonjakan Sampah Covid-19

Saat ini, jumlah limbah tersebut naik antara 20 hingga 30 persen.

Petugas kebersihan rumah sakit Covid-19 memasukan limbah B3 ke dalam truk sampah di Jakarta.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas kebersihan rumah sakit Covid-19 memasukan limbah B3 ke dalam truk sampah di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyurati bupati dan wali kota di daerah itu untuk mengantisipasi lonjakan limbah B3 dan sampah infeksius penanganan Covid-19. Saat ini, jumlah limbah tersebut naik antara 20 hingga 30 persen.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Siti Aisyah mengatakan, limbah itu normalnya 5,2 ton per hari. Sekarang dengan naiknya kasus limbah juga bertambah 20-30 persen.

Surat Nomor 660/377/DLH-2021 tertanggal 7 Mei 2021 tersebut menyebutkan untuk menghindari penyebaran COVID-19 dari limbah infeksius, bupati dan wali kota diminta menugaskan Satgas Covid-19 bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan setempat untuk seoptimal mungkin mengelola limbah tersebut. Pengelolaan itu merujuk kepada SE Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SE.3/MENLHK/PSLB3.3/3/2021 tentang Pengelolaan Limbah B3 dan Sampah dari Penanganan COVID-19.

Dia mengatakan, pengelolaan limbah dan sampah infeksius itu sebenarnya sudah dilakukan semenjak pandemi melanda. Surat Gubernur tersebut lebih merinci sampah yang dimaksud serta penanganan yang harus dilakukan.

Dikatakannya, limbah dan sampah infeksius itu bersumber dari fasilitas kesehatan, tempat karantina, isolasi mandiri, limbah vaksinasi, laboratorium pengujian serta pelaksanaan uji deteksi Covid-19 dengan teknologi lainnya. Siti menyebut, pemilahan limbah B3 dan sampah infeksius itu sudah harus dilakukan di lembaga pelaksana, misalnya di fasilitas kesehatan. "Limbah itu kemudian akan diproses dan dimusnahkan sesuai Peraturan Mentri LHK No.56 tahun 2015," ujarnya.

Ada tiga mekanisme yang dilakukan di Sumbar untuk pemusnahan limbah dan sampah infeksius tersebut. Yakni, masing-masing melakukan pembakaran sendiri, melalui pihak ketiga, dan dibakar di fasilitas milik PT Semen Padang.

"Pemusnahan di PT Semen Padang sebenarnya tindakan dalam keadaan darurat. Fasilitasnya memadai. Jika kita sudah punya fasilitas sendiri, pemusnahan akan dilakukan sendiri," katanya.

Dia menyebut, fasilitas itu tengah dikerjakan di Air Dingin Kota Padang atas bantuan Kementerian. Diharapkan pada tahun ini bisa dioperasikan. "Fasilitas itu cukup untuk menampung limbah B3 dan sampah infeksius dari beberapa kota dan kabupaten," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement