Sabtu 08 May 2021 02:30 WIB

Mantapnya Kinerja 2 Bank Syariah, Ungguli Bank Konvensional

Bank Syariah Indonesia dan BTPN Syariah mencatat kinerja positif di kuartal I 2021

Rep: Lida Puspaningtyas/Novita Intan/ Red: Elba Damhuri
Bank Syariah Indonesia (BSI) dan BTPN Syariah menunjukkan kinerja kinclong pada triwulan I 2021
Foto: BSI
Bank Syariah Indonesia (BSI) dan BTPN Syariah menunjukkan kinerja kinclong pada triwulan I 2021

REPUBLIKA.CO.ID, -- Dua bank syariah nasional sudah mengumumkan kinerja kuartal pertama (Q1) 2021.

Di tengah pandemi covid-19, kinerja kedua bank syariah ini --Bank Syariah Indonesia (BSI) dan BTPN Syariah (BTPS)-- menunjukkan pergerakan luar biasa.

Tak hanya laba mereka naik, namun beberapa indikator perbankan lainnya pun memperlihatkan kenaikan signifikan seperti pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK), hingga total aset.

Merger tiga bank milik Himbara (BNI Syariah, BRI Syariah, dan BSM) menjadi BSI telah memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan bisnis keuangan syariah nasional.

 

Ketika bank-bank konvensional mencatat penurunan laba dibanding periode sebelumnya, bank-bank syariah ini malah mencatat kenaikan laba.

Bank Syariah Indonesia Catat Kenaikan Laba Bersih

Bank Syariah Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba bersih 12,85 persen atau sebesar Rp 742 miliar pada kuartal I-2021, dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 657 miliar. 

Kenaikan kinerja pada kuartal I-2021 juga didorong oleh kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil sebesar 5,16 persen secara tahun ke tahun (yoy).

Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Kamis, mengatakan kenaikan laba ini didorong oleh ekspansi pembiayaan dan kenaikan dana murah yang optimal sehingga cost of fund atau biaya dana bagian dari keuntungan bank menjadi lebih besar.

"Untuk meningkatkan kinerja, pada tahun ini BSI fokus ke empat hal di antaranya mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan, mengelola efisiensi, akselerasi kapabilitas digital, dan integrasi operasional pasca-merger," kata Hery.

Dengan pertumbuhan laba yang tinggi, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas ditandai dengan meningkatnya ROE (return on equity) dari 11,19 persen per Desember 2020 menjadi 14,12 persen per Maret 2021.

Dari sisi bisnis, Hery memaparkan, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp159 triliun pada kuartal I-2021, naik 14,74 persen dari periode sama 2020 sebesar Rp138,6 triliun.

Komposisi pembiayaan terbesar disumbang oleh segmen konsumer Rp 71,6 triliun (45 persen dari total pembiayaan), korporasi Rp 37,3 triliun (23,5 persen), segmen kecil dan menengah Rp 20,8 triliun (13,1 persen), Mikro Rp 15 triliun (9,4 persen) dan komersial Rp9,6 triliun (6,1 persen).

Seiring dengan adanya kenaikan bisnis, BSI tetap menjaga kualitas pembiayaan ditunjukkan dengan tren penurunan pembiayaan bermasalah (NPF gross) dari 3,35 persen di triwulan I-2020 menjadi 3,09 persen di triwulan I-2021.

Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian, menurut Hery, BSI juga telah mencadangkan cash coverage sebesar 137,48 persen sampai kuartal I-2021.

Dari sisi liabilitas, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI sampai triwulan I-2021 mencapai Rp 205,5 triliun, naik 14,3 persen dibandingkan periode sama 2020 sebesar Rp179,8 triliun. 

Pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan Dana Murah (Giro dan Tabungan) sebesar 14,73 persen sehingga meningkatkan rasio CASA dari 57,54 persen pada triwulan I-2020 menjadi 57,76 persen di Kuartal I-2021.

Dengan kinerja tersebut, sampai Kuartal I-2021, BSI berhasil mencatatkan total aset sebesar Rp 234,4 triliun naik 12,65 persen (yoy) dibanding periode sama 2020 sebesar Rp208,1 triliun. BSI juga mencatat kenaikan rasio permodalan (CAR) menjadi 23,1 persen di periode ini.

Terkait pemanfaatan teknologi digital, BSI juga terus meningkatkan kapabilitas digital, yang tercermin dari volume transaksi kanal digital BSI yang tumbuh signifikan sepanjang triwulan I-2021.

Nilai transaksi tersebut hingga Maret 2021, sudah menembus Rp40,85 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari transaksi melalui layanan BSI Mobile yang naik 82,53 persen (yoy).

Sepanjang Januari-Maret 2021, volume transaksi di BSI Mobile juga tercatat mencapai Rp 17,3 triliun dengan akumulasi jumlah transaksi dari platform tersebut mencapai 14,65 juta transaksi, atau tumbuh 72,35 persen (yoy).

Secara umum, kenaikan volume transaksi melalui channel digital banking BSI sampai Maret 2021 naik 43,3 persen (yoy).

Selain oleh transaksi BSI Mobile (42 persen), kenaikan ini juga ditopang aktivitas nasabah pada kanal internet banking (24 persen), kartu debit/kredit (17 persen) dan ATM (14 persen).

Kinerja BSI yang kinclong rupanya mendapat perlawanan dari BTPN Syariah yang juga.....

BACA JUGA: Selamat Datang Bank Syariah Indonesia (BSI)

BACA JUGA: MES dan Paradoks Industri Bank Syariah di Indonesia

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement