Sabtu 08 May 2021 03:00 WIB

Bangkitnya Muslim Kulit Hitam di Pittsburgh

Pittsburgh menawarkan pusat energi intelektual, spiritual dan sosial.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Pemakaman Islam di Pittsburgh, AS
Foto: VOA
Pemakaman Islam di Pittsburgh, AS

REPUBLIKA.CO.ID, PITTSBURGH -- Tumbuh sebagai keturunan Afrika-Amerika di Braddock, Ali R Abdullah tidak terlalu memikirkan Islam. Dia memiliki nama Arab dan dia tidak makan daging babi.

Pada panggilan zoom, Abdullah tertawa, tetapi dia dengan jelas menunjukkan sesuatu yang serius, sesuatu yang hilang dari masa kecilnya. Sekarang berusia 47 tahun, dia adalah administrator kepatuhan disabilitas untuk Otoritas Perumahan Kota Pittsburgh dan juga ayah dari enam anak. 

Baca Juga

Huruf R dalam namanya penting, ini membantu membedakannya dari ayahnya yang juga bernama Ali Abdullah, yang merupakan walikota Afrika-Amerika pertama Braddock.

Pada saat Abdullah dewasa, pandangan tipis tentang identitas Muslimnya terasa kurang memuaskan. "Bayangkan menjalani hidup kamu dan hanya mengetahui satu aspek dari diri kamu sendiri,” katanya, dilansir dari laman Publicsource, Jumat (7/5).

"Mempelajari hal yang gelap cukup sulit. Belajar tentang Islam terasa hampir mustahil. Itu seperti lubang gelap dalam hidup saya," ujarnya.

Sebagai seorang dewasa dan muda, dia memutuskan untuk mengambil tindakan sendiri. Dia mengambil kelas dalam bahasa Arab, menjadi pengunjung tetap di masjid atau masjid dan mendengarkan banyak artis hip-hop Muslim kulit hitam.

Dia juga mempelajari sejarah perbudakan. Yang mengejutkan, dia menyadari sekitar 10 sampai 30 persen orang Afrika yang diperbudak di Amerika Serikat (AS) awalnya Muslim sampai hampir semuanya dipaksa untuk menjadi Kristen.

Potongan-potongan identitasnya yang tampaknya berbeda, rasnya, agamanya, sebenarnya cocok bersama dalam sebuah cerita yang koheren. Kisah itu baru saja dibasmi oleh penindasan ras dan agama.

Pada saat yang sama, Abdullah mulai mengungkap detail momen kedua dalam sejarah Muslim kulit hitam, momen di mana Pittsburgh memainkan peran kunci. Perkenalan Abdullah dengan sejarah itu dimulai dari kakeknya sendiri, Ibrahim Alamed Deen.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement