DPR Sebut BPIP Sebagai Roh Penjaga Pancasila

Kelembagaan BPIP harus diperkuat.

Jumat , 07 May 2021, 08:05 WIB
Diskusi Kelompok Terpumpun Perumusan Kebijakan Strategis Pembangunan Sistem Nasional Penyelenggaraan Diklat PIP Bagi Organisasi Sosial dan Politik di Bogor Kamis (6/5).
Foto: BPIP
Diskusi Kelompok Terpumpun Perumusan Kebijakan Strategis Pembangunan Sistem Nasional Penyelenggaraan Diklat PIP Bagi Organisasi Sosial dan Politik di Bogor Kamis (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Anggota Komisi II DPR DPR Ir. Sodik Mudjahidin MSc menyebut Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai roh yang menjaga Pancasila. Maka dari itu menurut politisi Partai Gerindra tersebut kelembagaan BPIP harus diperkuat.

Dirinya juga mengajak masyarakat untuk bersyukur memiliki ideologi Pancasila yang dilahirkan para pendiri bangsa sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.

"Kita patut bersyukur karena ada negara-negara yang membasiskan pada agama, ada juga negara yang membuang agama," ucapnya saat menjadi narasumber pada kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun Perumusan Kebijakan Strategis Pembangunan Sistem Nasional Penyelenggaraan Diklat PIP Bagi Organisasi Sosial dan Politik di Bogor Kamis (6/5).

"Di sinilah hebatnya Indonesia, karena berkat jasa para pendiri bangsa, kita memiliki perbedaan namun tetap bersatu," sambungnya. Ia menekankan tugas kita sebagai warga negara Indonesia hanya mengisi dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu menurutnya, perlu penguatan sosialisasi kepada masyarakat terutama generasi muda yang saat ini masih banyak yang tidak paham. "Ini menjadi tantangan kita sehingga perlu penguatan sosialisasi kepada pemuda karena masih banyak pemuda yang tidak suka," ujarnya.

Pengaruh-pengaruh melemahnya Pancasila terhadap anak-anak muda diantaranya adalah hedonisme, konsumerisme, sekulerisme, liberalisme maupun komunisme. Meskipun demikian menurutnya perlu pendekatan-pendekatan dalam upaya membangun karakter dan membangun Ilmu Pengetahuan dan teknologi atau IPTEK dan organisasi.

Ia juga menegaskan Pancasila jangan dijadikan sebagai keyakinan tetapi sebagai pemecah persoalan kini dan yang akan datang. Dirinya juga menegaskan sosialisasi dan internalisasi Pancasila tidak cukup dilakukan oleh BPIP, melainkan harus dilakukan secara gotong royong dengan Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan organisasi-organisasi sosial dan kemasyarakatan.

"Dalam internalisasi Pancasila ini harus dilakukan secara terpadu dan memiliki roadmap yang dilakukan semua pihak" tutupnya.