Jumat 07 May 2021 20:58 WIB

Ilmuwan Inggris Akui Varian Baru Covid India Mengkhawatirkan

Varian di India dikhawatirkan dapat menyebar lebih cepat.

Seorang pria membersihkan tempat kremasi untuk membakar jenazah orang yang meninggal karena COVID-19 di Gauhati, India, Selasa, 27 April 2021. Kasus virus corona di India melonjak lebih cepat daripada di tempat lain di dunia.
Foto: AP Photo/Anupam Nath
Seorang pria membersihkan tempat kremasi untuk membakar jenazah orang yang meninggal karena COVID-19 di Gauhati, India, Selasa, 27 April 2021. Kasus virus corona di India melonjak lebih cepat daripada di tempat lain di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para pejabat Inggris tak memungkiri salah satu jenis virus Corona baru yang pertama kali ditemukan di India sebagai varian yang mengkhawatirkan. Demikian laporan yang disampaikan BBC pada Jumat.

Para ilmuwan menandai bukti bahwa virus itu menyebar lebih cepat daripada versi asli virus. Salah satu varian yang pertama kali ditemukan di India ini dikenal sebagai B.1.617.2. Varian ini ditetapkan sebagai "varian yang menjadi perhatian".

Baca Juga

Dalam laporan BBC disebutkan bahwa lebih dari 500 kasus varian tersebut telah dicatat, naik dari 202 kasus minggu lalu. Public Health England (PHE), yang menunda publikasi data mingguan pada varian pada Kamis (6/5), tidak segera mengomentari laporan tersebut.

Direktur Wellcome Sanger Institute Covid-19 Genomics Initiative, Jeff Barrett, mengatakan bahwa jumlah kasus B.1.617.2 yang tinggi di Inggris dan di seluruh dunia konsisten serta lebih dapat ditularkan daripada versi virus lebih lama dari tahun lalu.

"Ini) mungkin dapat ditularkan seperti varian B.117 Kent yang tersebar luas di Inggris," kata Barrett di radio BBC, mengacu pada varian yang ditemukan di tenggara Inggris yang memicu gelombang kedua Covid-19 di negara itu.

Varian asli India, B.1.617, pertama kali terdeteksi pada Oktober, tetapi PHE telah mengkategorikan tiga subtipe berbeda, semuanya dengan mutasi yang sedikit berbeda.Varian lain yang menjadi perhatian termasuk varian yang pertama kali diidentifikasi di Kent, Inggris tenggara, serta Afrika Selatan dan Brasil.

Barrett mengatakan bahwa ada bukti meyakinkan dari studi dunia nyata tentang keefektifan vaksin terhadap varian virus tersebut. "Itu memberikan gambaran yang relatif positif bahwa vaksin akan terus memiliki khasiat. Jadi jelas untuk varian baru seperti ini, kami perlu melakukan eksperimen tambahan dan benar-benar mendapatkan bukti kuat tentang itu," tutur Barrett.

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement