Sabtu 08 May 2021 04:14 WIB

Keluarga Suriah Nikmati Ramadhan Pertama di Kampung Halaman

Kelompok teroris YPG menerapkan kebijakan yang menindas penduduk setempat

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Keluarga Suriah bisa merayakan Ramadhan di kampung halaman
Foto: Daily Sabah
Keluarga Suriah bisa merayakan Ramadhan di kampung halaman

IHRAM.CO.ID, AFRIN -- Seorang pria asal Suriah beserta keluarganya akhirnya dapat menikmati bulan suci Ramadhan di kampung halamannya, Afrin. Ia terpaksa melarikan diri dan berlindung di Turki, karena praktik perekrutan paksa kelompok teroris YPG yang berafiliasi dengan PKK.

Pria bernama Mustafa Halil ini kini dapat bernapas lega dan kembali ke kampung halaman, setelah kota tersebut dibersihkan dari kelompok teroris oleh Operation Olive Branch.

Halil meninggalkan tempat kelahirannya setelah YPG menduduki wilayah tersebut. Kelompok ini menerapkan kebijakan yang menindas penduduk setempat, termasuk perekrutan paksa warga sipil dan anak-anak.

Dilansir di Daily Sabah, Jumat (7/5), ia datang ke Turki pada 2016. Setelah Halil dan keluarganya meninggalkan Afrin, kelompok teroris tersebut mengubah rumahnya menjadi pangkalan militer sementara.

Keluarga Halil, termasuk istri dan keempat anaknya, adalah satu dari ratusan keluarga yang telah kembali ke Afrin setelah operasi yang digagas oleh Turki membebaskan wilayah itu dari teroris pada 2018.

Ia mengatakan mereka kehilangan kebebasan dan kemerdekaan pasca pendudukan YPG di Afrin. Kelompok teroris itu mencoba menipu penduduk setempat dengan janji palsu.

"Kelompok itu mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka memiliki apa yang disebut sebagai pemerintahan demokratis, tetapi kata-kata itu tidak mencerminkan kebenaran," kata dia.

Kelompok teroris YPG mempercepat upayanya untuk merekrut warga sipil secara paksa setelah tahun 2016. Kala itu, ia dan putrinya yang berusia 14 tahun dipaksa untuk bergabung.

Kelompok itu mengancam ia dan keluarga untuk bergabung dengan mereka. Terlepas dari Kurdi atau Arab, mereka mengganggu perdamaian dengan mengintimidasi dan ancaman.

Halil sempat mengalami masalah kesehatan karena tekanan psikologis. Ia lantas memutuskan untuk meninggalkan kota bersama keluarganya pada tahun 2016.

Setelah pembebasan kota pada tahun 2018, mereka memutuskan untuk kembali dan pindah secara permanen secepatnya.

"Kami kembali secara sukarela ke rumah tempat seluruh hidup keluarga saya dihabiskan. Ini Ramadhan pertama kami sejak itu. kami kembali ke Afrin. Kami sangat bahagia," ujarnya.

Operation Olive Branch diluncurkan pada 20 Januari 2018, bekerja sama dengan Tentara Nasional Suriah (SNA) dan berakhir pada 24 Maret 2018, enam hari setelah Afrin dibebaskan dari pendudukan YPG. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement