Jumat 07 May 2021 15:22 WIB

Kinerja Ekonomi China, AS, Indonesia: Siapa Paling Moncer?

Ekonomi China dan Amerika tumbuh signifikan dan menjadi mesin ekonomi global

Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021: Ekonomi China dan Amerika Serikat masih memimpin laju pemulihan ekonomi global
Foto: irib
Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021: Ekonomi China dan Amerika Serikat masih memimpin laju pemulihan ekonomi global

REPUBLIKA.CO.ID, --- Ekonomi dunia mengalami tren positif di tengah kekhawatiran munculnya gelombang kedua pandemi covid-19. 

Dua mesin ekonomi global, China dan Amerika, memperlihatkan kinerja pertumbuhan ekonomi yang mencengangkan pada kuartal I 2021 dengan masing-masing tumbuh positif bahkan China hingga dua digit.

Indonesia juga mencatatkan kinerja ekonomi jauh lebih baik dibandingkan kuartal IV 2020 atau ekonomi pada 2020 secara keseluruhan. Meski masih mencatat kontraksi, namun jalan menuju tren positif pertumbuhan semakin terbuka lebar.

Berikut ini catatan kinerja ekonomi tiga negara pada kuartal I 2021, yakni China, Amerika, dan Indonesia.

Ekonomi China Melesat 18,3 Persen

Perekonomian China melesat meninggalkan negara-negara lain setelah menderita penurunan karena Covid-19 tahun lalu. Pada kuartal I 2021, China mencatat rekor pertumbuhan ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB) tertingginya sejak 1992 yakni 18,3 persen (yoy).

Meski demikian, jumlah tersebut tampak lebih rendah dibandingkan poling Reuters yang memprediksi sekitar 19 persen. Pada kuartal I 2020, ekonomi China kontraksi 6,8 persen karena karantina nasional awal pandemi Covid-19.

"Ekonomi nasional memulai tahun dengan baik,"  kata Biro Statistik Nasional China dalam rilis kuartal I, seperti dilansir BBC, Jumat (16/4).

BPS China mewanti-wanti pandemi yang masih menyebar secara global di mana ketidakpastian dan ketidakstabilan masih menghantui sepanjang tahun ini.

BPS China menekankan optimisme untuk rebound ekonomi lanjutan di kuartal-kuartal selanjutnya. 

Produksi industri China pada Maret tercatat tumbuh 14,1 persen dan penjualan retail tumbuh hingga 34,2 persen.

Kepala Ekonomi Asia di firma penelitian dan konsultasi Oxford Economics, Louis Kuijs, menyampaikan ada tren pertumbuhan yang cukup menjanjikan. Indikator bulanan menunjukkan bahwa produksi industri, konsumsi dan investasi semua naik pada bulan Maret secara berurutan menyusul kelemahan dalam dua bulan pertama.

Ekonom utama Economist Intelligence Unit untuk China, Yue Su mengatakan angka terbaru ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi China meluas.

Su mengatakan kinerja perdagangan dan aktivitas industri dalam negeri selama sisa tahun mungkin tidak mampu mempertahankan momentum yang kuat tersebut. Ini karena belum adanya langkah-langkah untuk mendorong perekonomian domestik.

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa China terus mendapatkan momentum ekonomi, setelah melaporkan pertumbuhan PDB 6,5 persen pada kuartal terakhir tahun 2020. 

Dibantu oleh langkah-langkah penahanan virus yang ketat dan bantuan darurat untuk bisnis, ekonomi telah pulih dengan mantap sejak pandemi melanda.

Meskipun awal tahun yang buruk, China adalah satu-satunya ekonomi utama yang mencatat pertumbuhan positif pada tahun 2020 ---meskipun nilai 2,3 persen merupakan terlemah dalam beberapa dekade. China telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi enam persen untuk 2021.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement