Jumat 07 May 2021 10:25 WIB

Sejarah Panjang Masjid Biru Soekarno di Rusia

Soekarno meminta Blue Mosque yang dijadikan gudang medis dikembalikan jadi masjid.

Blue Mosque atau Masjid Biru di kota Saint Petersburg, Rusia dikenal rakyat Indonesia sebagai Masjid Soekarno.
Foto: Dok. Fauzi Bustami
Mufti Masjid Biru, Ravil Panchaeev (kiri) bersama penulis (kanan).

Mufti Masjid Biru Ravil Panchaeev bercerita, menurut penuturan ayahnya yang pada 1950-an menjabat Mufti St Petersburg, pada 1956 Presiden Soekarno berkunjung ke beberapa kota di Rusia, termasuk St Petersburg. Di kota tersebut, Soekarno melihat bangunan yang diyakininya sebagai masjid, tetapi saat itu digunakan sebagai gudang medis.

Sekembali dari St Petersburg, di Moskow, Soekarno meminta izin kepada Pemimpin Tertinggi Uni Soviet Khruschev agar Masjid Biru difungsikan kembali sebagai tempat ibadah bagi umat Islam. Permintaan tersebut dengan berat hati pada akhirnya disetujui oleh Khruschev yang sebenarnya sangat anti-agama.

Umat Islam di Rusia sangat berterima kasih atas keberanian dan keberhasilan Presiden Soekarno mengupayakan pengembalian Masjid Biru kepada umat Islam untuk difungsikan sebagai tempat ibadah. Tidak pernah terbayangkan oleh mereka ada pemimpin asing yang berani melakukan hal tersebut kepada Pemimpin Tertinggi Uni Soviet yang dikenal sangat anti-agama dan saat itu sangat ditakuti.

photo
Blue Mosque atau Masjid Biru di Kota Saint Petersburg, Rusia, dikenal rakyat Indonesia sebagai Masjid Soekarno. - (Dok. Fauzi Bustami)

Kisah tentang pengembalian fungsi masjid tersebut serta kisah pemugaran Makam Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan --yang saat itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet-- yang juga atas permintaan Presiden Soekarno masih terekam dengan baik hingga saat ini di memori kaum Muslimin Rusia, khususnya para generasi tuanya. Saya merasakan betul kesan tersebut saat berkunjung ke beberapa republik yang mayoritas penduduknya beragama Islam di Rusia, seperti Republik Tatarstan, Chechnya, dan Dagestan.

Baca juga : Kisah Warga Pegunungan Pakistan Ramadhan di Tengah Kegelapan

Keterkaitan Masjid Biru dengan Presiden Soekarno telah menjadikan kunjungan ke masjid tersebut menjadi menu wajib bagi semua Presiden RI yang berkunjung ke Kota St Petersburg. Tercatat Presiden Soeharto, Presiden Megawati, serta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah berkunjung ke masjid tersebut. Presiden Megawati saat berkunjung ke masjid tersebut April 2003 bahkan menyumbangkan ukiran kayu berisi kaligrafi Ayat Kursi yang saat ini diletakkan di dekat mihrab masjid.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow pernah meminta agar legacy Bung Karno tersebut dapat diabadikan di masjid tersebut. Usulan tersebut mendapat tanggapan positif.

Dalam pertemuan dengan Duta Besar Wahid Supriyadi di Kantor Masjid Biru Februari 2020, yang juga saya dihadiri, Mufti Ravil Panchaeev menyampaikan persetujuan pihaknya atas permintaan KBRI tersebut. Namun mengenai bagaimana bentuk dan ukuran dari “prasasti” tersebut masih perlu didiskusikan lebih lanjut.  

Kini legacy Bung Karno tersebut telah menjadi aset penting bagi diplomasi Indonesia dalam membangun hubungan, khususnya dengan 12 republik di Rusia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Saat ini sedang dirintis kerja sama dalam berbagai bidang, budaya, pendidikan, ekonomi, dan perdagangan.

Provinsi Aceh, misalnya, sedang menjajaki kerja sama "Provinsi Kembar" dengan Republik Kazan. Kedua pihak telah saling mengirimkan tim budaya dan kesenian. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow juga telah beberapa kali memfasilitasi kerja sama dagang antara pengusaha Indonesia dan pengusaha Islam Rusia. Kosmetik, makanan halal, serta pakaian Muslim merupakan beberapa produk yang berpotensi dan memiliki peluang pasar di sana. Di samping tentunya produk-produk unggulan ekspor Indonesia lainnya.

Sayangnya, masih belum banyak pengusaha Indonesia melirik pasar yang potensial ini. Sebagaimana umumnya orang Indonesia, tidak banyak yang mengetahui bahwa jumlah kaum Muslim di Rusia berkisar antara 17 hingga 25 juta orang, yang berarti hampir sebanyak umat Islam di Malaysia. Jumlah tersebut menempatkan Rusia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di Eropa.

Sejak bubarnya rezim komunis Uni Soviet pada akhir 1991-an, Islam berkembang pesat di Rusia. Saat ini Islam merupakan agama kedua terbesar kedua di negara beruang merah tersebut dan penganutnya terus meningkat dengan cepat. Bahkan, Sheikh Ravil Gainutdin, Grand Mufti Rusia, pernah menyatakan pada 2034, umat Islam akan menjadi 30 persen dari total jumlah penduduk Rusia.

Nah, Jika Anda berkesempatan berkunjung ke Kota St Petersburg, Rusia, silakan mampir ke Masjid Soekarno sebagai bagian sejarah Indonesia.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement