Jumat 07 May 2021 09:57 WIB

Jepang Pertimbangkan Perpanjangan Darurat Hingga Akhir Mei

Jepang dikejar waktu sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Patung Miraitowa, center, dan Someity yang diresmikan, maskot resmi untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, diresmikan selama upacara yang diadakan untuk menandai 100 hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020 di gedung Pemerintah Metropolitan Tokyo di Tokyo, Jepang. , 14 April 2021
Foto: EPA-EFE/Eugene Hoshiko
Patung Miraitowa, center, dan Someity yang diresmikan, maskot resmi untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, diresmikan selama upacara yang diadakan untuk menandai 100 hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020 di gedung Pemerintah Metropolitan Tokyo di Tokyo, Jepang. , 14 April 2021

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang keadaan darurat di Tokyo dan tiga wilayah lainnya hingga akhir Mei, Jumat (7/5) waktu setempat. Itu dilakukan dalam upaya untuk mengekang lonjakan kasus Covid-19 dengan waktu kurang dari tiga bulan sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo.

Jepang berharap keadaan darurat yang singkat dan tegas akan menahan gelombang keempat infeksi Covid-19. Menteri ekonomi Yasutoshi Nishimura mengatakan, bahwa kasus baru di Tokyo dan Osaka masih pada tingkat yang tinggi.

Baca Juga

Memperpanjang keadaan darurat hingga 31 Mei menyisakan waktu kurang dari dua bulan sebelum Olimpiade. Rencananya olimpiade akan dimulai pada 23 Juli setelah ditunda setahun karena pandemi.

"Osaka secara khusus berada dalam situasi yang cukup berbahaya," kata Nishimura pada awal pertemuan dengan panel ahli seperti dikutip laman Channel News Asia, Jumat (7/5).

Prefektur Aichi dan Fukuoka juga akan ditambahkan baru ke daerah di bawah keadaan darurat. Sedangkan, pulau utara Hokkaido dan dua daerah lainnya akan ditambahkan ke daerah dengan "keadaan darurat semu".

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement