Jumat 07 May 2021 06:46 WIB

PUPR Tawarkan KPBU Jalan Tol Akses Patimban 

Konstruksi fisik proyek Jalan Tol Akses Patimban diharapkan bisa dimulai pada 2022.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menawarkan pembangunn proyek Jalan Tol Akses Patimban dan Jembatan Batam Bintan dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
Foto: Antara/Humas Kementerian Perhubungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menawarkan pembangunn proyek Jalan Tol Akses Patimban dan Jembatan Batam Bintan dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menawarkan pembangunn proyek Jalan Tol Akses Patimban dan Jembatan Batam Bintan dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan market sounding tersebut sangat penting dalam menjaga optimisme dan kesinambungan pembangunan infrastruktur di bidang jalan dan jembatan di tengah pandemi Covid-19. 

"Kementerian PUPR bersama Kementerian Perhubungan mendapatkan pinjaman untuk pembangunan Jalan Tol Akses Patimban, sehingga sifat proyeknya menjadi solicited atau prakarsa Pemerintah," kata Basuki, Kamis (6/5). 

Basuki menuturkan terdapat beberapa perubahan dalam penyiapan kedua proyek tersebut. Perubahan dilakukan dengan tujuan agar lebih menarik investor untuk melaksanakan kedua proyek ini secara KPBU. 

Dia mengatakan percepatan pembangunan Jalan Tol Akses Patimban yang disinergikan dengan Pelabuhan Patimban agar pelabuhan tersebut bisa segera dimanfaatkan secara maksimal. "Jalan ini juga akan menjadi bagian rencana pengembangan kawasan di Provinsi Jawa Barat ke depan," ujar Basuki. 

Basuki mengharapkan proses market sounding ini akan segera dilakukan lelang. Dengan begitu, diharapkan konstruksi fisik proyek Jalan Tol Akses Patimban bisa dimulai pada 2022. 

Selanjutnya untuk pembangunan Jembatan Batam-Bintan, menurut Menteri Basuki dilakukan dalam rangka mempersiapkan pengembangan kawasan di dua wilayah tersebut, sehingga tidak hanya menjadi kawasan industri tetapi juga kawasan wisata. "Saya berharap para investor dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan jembatan ini sehingga kawasan Batam dan Bintan dapat menjadi kawasan yang lebih potensial untuk ekonomi dan pariwisata," jelas Basuki. 

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Eko Djoeli Heripoerwanto mengatakan, market sounding dua proyek tersebut sudah pernah dilaksanakan pada 30 April 2020. Market sounding dua proyek ini diselenggarakan kembali karena ada perubahan dalam penyiapan kedua proyek. 

"Perubahan tersebut yakni Jalan Tol Akses Patimban yang mengalami perubahan skema KPBU yang sebelumnya unsolicited (prakarsa badan usaha) menjadi solicited," jelas Eko. 

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyambut baik market sounding tersebut dan berkomitmen akan memberikan kemudahan perijinan bagi para calon investor. Bahlil yakin saat ini iklim investasi Indonesia akan semakin baik. 

"Penciptan lapangan pekerjaan akan semakin terbuka, pertumbuhan ekonomi nasional semakin meningkat dan yang terpenting meningkatkan pendapatan negara agar APBN bisa tersalur lebih banyak lagi kepada Kementerian PUPR untuk bisa membangun infrastruktur dari Aceh sampai Papua," tutur Bahlil. 

Rencananya Jalan Tol Akses Patimban ini akan memiliki total panjang 37,05 kilometer dengan nilai investasi sebesar Rp.4,32 triliun serta dukungan pemerintah sebesar Rp.4,17 triliun.  Sedangkan untuk proyek pembangunan Jembatan Batam-Bintan yang memiliki total panjang 14,763 kilometer mengalami perubahan nilai investasi yang cukup signifikan, dari sebelumnya Rp 8,78 triliun menjadi sebesar Rp 18,10 triliun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement