Kamis 06 May 2021 16:49 WIB

Dikti Telurkan Program Baru untuk Bantu Pencari Kerja

Tercatat, Agustus 2020 ada 9,77 juta pengangguran terbuka di Tanah Air..

ilustrasi:pencari kerja - Pencari kerja memadati area ITB Integrated Career Days 2019 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Kota Bandung, beberapa waktu lalu sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Foto: Republika/Abdan Syakura
ilustrasi:pencari kerja - Pencari kerja memadati area ITB Integrated Career Days 2019 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Kota Bandung, beberapa waktu lalu sebelum pandemi Covid-19 melanda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah meluncurkan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Implementasinya, dijalankan melalui delapan program yang salah satunya adalah Magang Berkualitas dan Studi Independen (MBSI). Program MBSI ini dilatarbelakangi fenomena paradoks yang kerap dihadapi, yakni pengangguran yang sulit mendapatkan pekerjaan, namun di sisi lain ada banyak lowongan kerja yang perlu diisi SDM. 

Hal ini dibuktikan dari data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Agustus 2020 yang menunjukkan adanya 9,77 juta pengangguran terbuka (semua lulusan) dan masih banyak peluang kerja yang dibuka di berbagai kanal sampai 2021. Di samping itu, perusahaan juga kerap mengalami kekecewaan karena mendapati tingkat kehadiran yang rendah pada tahap seleksi dan tidak bisa mendapatkan SDM yang sesuai dengan keinginan.

Sesuai latar belakang tersebut, Direktur Jenderal Perguruan Tinggi Nizam berpendapat para pencari kerja tanpa lelah melamar lowongan dan mengikuti acara-acara pengembangan diri agar menaikkan daya saing dan daya jual di mata employer. Para perekrut juga tanpa lelah berkeliling Indonesia, menggunakan berbagai platform, untuk dapat mengakuisisi talenta-talenta terbaik bangsa ini. Namun, seringkali keduanya tidak bertemu di ujung jalan. Melalui program Magang dan Studi Independen ini, diharapkan dapat menjadi solusi bagi kedua pihak agar dapat saling mencapai tujuan yang diinginkan.

Ketua Subpokja MBSI Nurhadi, menjelaskan program Magang dan Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka ini adalah sebuah upaya pemerintah untuk menjembatani dan mengamankan ketersediaan talenta berkualitas bagi industri nasional yang membutuhkan solusi alternatif untuk mendapatkan talenta yang sesuai dengan kualifikasi dan cocok dengan budaya organisasi, sehingga bisa memberikan kontribusi yang nyata dalam jangka waktu yang lama. Bagi mahasiswa sendiri, program Magang dan Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran di luar kampus, sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Episode 2, yang memberikan hak untuk mendapatkan 20 hingga 40 SKS pengalaman belajar di luar kampus selama satu atau dua semester.

“Program ini merupakan program kolaboratif antara para mitra dari perusahaan, organisasi, institusi pemerintahan, atau startup dan Kemendikbud yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa tingkat akhir atau mulai semester 5 untuk dapat menyelami, merasakan dunia kerja yang sesungguhnya sambil berkontribusi nyata menerapkan ilmu yang masih segar melalui proyek, tim, pendamping, dan proses yang berkualitas,” kata dia di Jakarta, Kamis (6/5).

Sementara itu, Ketua Pokja Kampus Merdeka M Setiawan, menyatakan jika kita mengingat hukum tabur-tuai, maka program ini akan menjadi ladang yang pantas dan sesuai bagi perusahaan dan organisasi untuk mulai menanam benih-benih baik, menumbuhkan dan memupuk apa yang telah kita tanam, dan (tidak ada salahnya) menularkan benih-benih baik ke ladang-ladang sebelah, sambil menanti saatnya untuk menuai.

Dia mengatakan, secara umum, tujuan pelaksanaan program ini ada lima. Pertama, adalah untuk Memberikan alternatif solusi rekrutmen yang ideal, sehingga organisasi mitra bisa meninggalkan pola rekrutmen dan seleksi tradisional yang tidak efisien. Kedua, meningkatkan employer branding di mata talenta muda di Indonesia, sehingga memudahkan organisasi mitra dalam proses rekrutmen dan seleksi di masa mendatang. Ketiga, Kesempatan mendapatkan hasil inovasi talenta terbaik bangsa yang bisa dijadikan sebagai solusi efektif dalam mengatasi permasalahan yang ada.

"Keempat, mendorong dan memacu pembangunan nasional dengan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dan kelima Meningkatkan peran dan kontribusi nyata perguruan tinggi dan mahasiswa dalam pembangunan nasional," ujar dia.

Sementara itu, kata Setiawan, untuk mahasiswa, program ini memberi kepastian atas hak mereka untuk dapat belajar di luar kampus yang dapat sesuai dengan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dan mendapatkan pengalaman kerja di berbagai sektor industri yang sedang berkembang. "Tentunya akan sangat berguna untuk perjalanan karir mereka di masa mendatang," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement