Jumat 07 May 2021 02:09 WIB

Harga Jual Kedelai Impor di Kudus Tembus Rp 10 Ribu/kg

Kenaikan harga kedelai impor di Kudus sudah berlangsung selama sebulan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Kenaikan harga kedelai impor di Kudus sudah berlangsung selama sebulan. Ilustrasi.
Foto: ADENG BUSTOMI/ANTARA FOTO
Kenaikan harga kedelai impor di Kudus sudah berlangsung selama sebulan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS - Harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali naik menjadi Rp 10 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya dijual Rp 9.000-an per kilogramnya, sedangkan permintaan cenderung turun. Keterangan ini disampaikan Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf.

"Kenaikan harga menjadi Rp 10 ribu/kg ini sudah berlangsung hampir sebulan, tapi belum juga kembali normal. Padahal harga jual normalnya berkisar Rp6.500/kg dan pertengahan Maret 2021 harganya memang sudah naik menjadi Rp 9.800/kg," kata di Kudus, Kamis.

Baca Juga

Informasinya, kata dia, kenaikan harga jual komoditas impor tersebut di antaranya karena adanya kenaikan indeks perdagangan, keterlambatan masa panen dari negara asal, yakni Amerika. Meskipun terjadi lonjakan harga, stok tersedia aman karena kebutuhan berapapun masih bisa dipenuhi. Sedangkan stok yang tersedia di gudang mencapai 40-an ton.

Untuk saat ini diakui belum ada alternatif kedelai lokal karena belum memasuki masa panen. Pengrajin tahu dan tempe terpaksa menggantungkan pada komoditas impor.

"Kalaupun ada pengrajin tahu dan tempe yang mengurangi produksinya tentu wajar, karena disesuaikan permintaan pasar dan perubahan harga jualnya," ujarnya.

Menurut Amar, untuk bisa menaikkan harga jual tahu dan tempe di pasaran memang tidak mudah karena harus melihat respons pasarnya. Jika masyarakat tetap membeli, maka produksinya tetap stabil seperti yang terjadi sekarang.

Jika sebelumnya permintaan per hari mencapai 20-an ton, maka saat ini berkisar 15 ton per harinya. Jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus diperkirakan mencapai 300-an pengusaha yang tersebar di sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, Mejobo, dan Jati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement