Kamis 06 May 2021 11:50 WIB

Ashley Young Harap Boikot Medsos Dapat Redam Rasialisme

Reaksi terhadap boikot terus mengalir masuk.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Marlos (kiri) Donetsk beraksi melawan Ashley Young (kanan) dari Inter selama pertandingan sepak bola grup B Liga Champions UEFA antara Inter Milan dan Shakhtar Donetsk di Milan, Italia, 09 Desember 2020.
Foto: EPA-EFE/MATTEO BAZZI
Marlos (kiri) Donetsk beraksi melawan Ashley Young (kanan) dari Inter selama pertandingan sepak bola grup B Liga Champions UEFA antara Inter Milan dan Shakhtar Donetsk di Milan, Italia, 09 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Gelandang sayap Inter Milan, Ashley Young berharap boikot media sosial selama empat hari akan membantu para elemen sepak bola untuk terhindar dari masalah pelecehan secara daring pun online.

"Saya berharap dan saya pikir banyak orang berharap kami bisa memberantas troll. Pelecehan rasialis di sosmed menjijikan. Tidak ada yang menginginkannya, tidak ada yang mau melihatnya," kata Ashley Young dalam wawancara eksklusif kepada Sky Sports, Rabu (5/5).

Sky Sports dan beberapa komunitas olahraga mengambil bagian dalam boikot untuk tidak memposting konten olahraga apapun ke medium media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, TikTok, pun Instagram sejak Jumat 30 April hingga Senin 3 Mei lalu.

Reaksi terhadap boikot terus mengalir masuk, dan kepala eksekutif Kick It Out, Tony Burnett menguraikan empat langkah kunci yang diharapkan diambil oleh perusahan media sosial untuk mencegah lebih banyak pelecehan.

"Para pemain masih dilecehkan secara rasialis dan tak benar-benar terjadi tuntutan hukum, apakah itu FA yang berbicara dengan perusahan sosmed, UEFA, FIFA, pun asosiasi sepak bola besar lainnya. Saya pikir mereka perlu lebih mengendalikan situasi dan melakukan sesuatu tentang itu," sambung pemain yang baru menjuarai titel Serie A Italia bersama Inter Milan.

Sementara itu, UEFA secara resmi telah memberikan dukungan kepada pihak sepak bola Inggris untuk menyerukan pelecehan diskriminatif dan ofensif lainnya di media sosial.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement